SADARI KEKURANGAN, MAKSIMALKAN KELEBIHAN
Kondisi
kita saat ini tak bisa diubah tanpa kita sendiri yang mengubahnya. Sadari
kekurangan, perbaiki diri, dan maksimalkan potensi! Saat kesempatan datang,
manfaatkan, maka semua impian bisa menjadi kenyataan.
Kita tak pernah bisa memilih, bagaimana, di mana, kapan, serta latar
belakang seperti apa kita dilahirkan. Ada yang terlahir kaya, miskin, dengan
beragam suku bangsa serta agama. Semua itu hanya bisa dan akan berubah sesuai
dengan perkembangan dan pengaruh lingkungan sekitar di mana kita lahir dan
tumbuh. Karena itu, apa pun latar belakang dan kondisi di mana kita dilahirkan,
sudah selayaknya kita harus tetap bersyukur. Sebab, tak ada makhluk yang
dicipta tanpa tujuan dan makna dalam hidupnya.
Untuk itu, satu hal pertama dan utama yang harus dilakukan adalah
melihat ke dalam diri, apa saja kekurangan yang perlu diperbaiki. Ketahui juga,
potensi apa saja yang masih bisa kita tingkatkan. Dengan cara ini, kita akan
menemukan fondasi yang kokoh untuk mencari jalan menuju kesuksesan.
Puspanita,
Ada sebuah cerita yang bisa menjadi penggambaran
perbedaan orang yang menyadari kekurangan dan mau berubah, dan orang yang
memilih untuk berdiam diri saja, menunggu peruntungannya.
Alkisah, ada dua orang pemuda miskin yang bersahabat sejak kecil. Mereka
sering kali berkhayal, bagaimana rasanya menjadi orang yang kaya dan serba
berkecukupan. Saat mereka beranjak dewasa, mereka bekerja pada seorang pedagang
besar yang cukup terpandang menjadi buruh angkut barang di pelabuhan. Mereka
pun kembali berkhayal, bagaimana agar bisa memperbaiki nasib, bahkan kalau bisa
menjadi seperti sang pedagang besar.
Pemuda pertama memilih untuk melakukan sesuatu. Ia bekerja lebih
keras dan lebih cepat. Ia mengatakan pada kawannya, bahwa dengan bekerja keras,
kemungkinan besar ia akan mendapatkan upah lebih besar dan kepercayaan dari
sang pedagang. Sehingga bisa segera naik kelas, paling tidak agar tak lagi
menjadi buruh angkut saja. Sedangkan pemuda kedua, merasa ia tak punya modal
selain tenaga, memilih untuk melakukan apa adanya, sesuai dengan upah yang
dibayarkan saat itu. Meski mereka berdua berkhayal dengan impian yang sama,
pemuda pertama bekerja lebih giat dan tekun untuk mewujudkan impian itu.
Sementara pemuda kedua hanya menjadikan impian itu sebagai lamunan belaka.
Bulan demi bulan berlalu. Tanpa disadari, sang pedagang sering
mengawasi pekerjanya. Dan, dia terkesan dengan pekerjaan si pemuda pertama yang
terlihat sangat cekatan, melebihi buruh yang lain. Maka, dipanggilnyalah si
pemuda pertama. Dan, saat ditanya, mengapa ia bekerja lebih keras dibandingkan
rekan-rekannya, ia menjawab, dirinya punya impian untuk mengubah nasib.
Singkat cerita, sang pedagang melihat kesungguhan si pemuda
pertama. Maka, ia pun dipercaya menjadi kurir untuk mengantar pesan sang
pedagang pada relasi-relasinya. Pekerjaan itu pun dilakukan dengan sangat
cekatan dan penuh tanggung jawab. Ia pun selalu bersikap baik dengan semua
relasi sang pedagang, sehingga banyak relasi pedagang yang bersimpati padanya.
Maka, tak heran jika si pedagang pun mau memberikan kepercayaan lebih besar
pada pemuda pertama.
Tahun demi tahun. Si pemuda akhirnya sukses menjadi wakil sang
pedagang. Dari sana, kehidupannya pun berubah seperti yang diimpikannya. Berkat
kerja keras dan ketekunannya, si pemuda pertama mampu mewujudkan khayalannya
menjadi nyata.
Puspanita,
Begitulah, ada banyak orang sukses,
yang menapaki jejak kesuksesannya dengan mau berubah. Mereka tak peduli
komentar orang lain. Justru, dengan kritikan dan bahkan cemoohan, mereka
terpacu untuk membuktikan bahwa impiannya bukan sekadar bualan. Mereka inilah
sang pemenang sejati kehidupan.
Karenanya, mari
kita sadari posisi kita saat ini. Lalu mulai berubah dengan
mengerahkan kekuatan yang kita miliki untuk memperbaiki diri. Landasi semua
impian dengan tindakan nyata, niscaya pintu kesuksesan akan selalu terbuka.
Salam sukses, luar biasa! (aw,ati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar