Senin, 23 November 2015

KEBANGGAAN DALAM BEKERJA


KEBANGGAAN DALAM BEKERJA
Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka. Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil yang membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya.
”Om beli bunga Om.”
”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan laptopnya.
”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om,” rayu si gadis kecil.
Setengah kesal dengan nada tinggi karena merasa terganggu keasikannya si pemuda berkata, ”Adik kecil tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo Om butuh Om akan beli bunga dari kamu.”
Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe itu. Setelah menyelesaikan istirahat siangnya,si pemuda segera beranjak dari kafe itu. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya. ”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai saja.”
Bercampur antara jengkel dan kasihan si pemuda mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya. “Ini uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini sedekah untuk kamu,” ujar si pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil.
Uang itu diambilnya, tetapi bukan untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada pengemis tua yang kebetulan lewat di sekitar sana. Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung.
”Kenapa uang tadi tidak kamu ambil, malah kamu berikan kepada pengemis?”
Dengan keluguannya si gadis kecil menjawab,
”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis.”
Pemuda itu tertegun, betapa ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil bahwa kerja adalah sebuah kehormatan, dimana setiap keringat yang menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah kebanggaan. Si pemuda itu pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena kasihan, tapi karena semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya pelajaran berharga hari itu.
Puspanita,
Banyak orang yang menghabiskan waktu hidupnya untuk bekerja. Sayang, tak semua orang bisa menikmati pekerjaannya. Penyebab ketidakbahagiaan ini bisa bersumber dari diri sendiri, lingkungan, atau tekanan pekerjaan.
Bagi mereka yang bekerja di sektor formal, bekerjasama dan siap menerima kritik menjadi modal meraih sukses dalam pekerjaan. Namun, disamping itu, mereka yang diberkahi jabatan tinggi juga tidak lantas dianggap pantas memberikan kritik dan celaan tanpa mengukur kadar loyalitas bawahan.
Penghargaan merupakan hal mutlak yang menjadikan pekerjaan itu memiliki nilai yang layak dibanggakan. Bukan masalah pada sekecil apa peran yang dilakukan, tapi bagaimana upaya yang diwujudkan dalam kerja keras tersebut. Setiap tetes keringat yang mengucur harusnya mendapatkan kehormatan yang pantas untuk diperjuangkan.
“Jabatan yang tinggi tanpa disertai attitude (sikap dan karakter) yang baik, akan menghancurkan kehidupan seseorang sampai titik yang paling rendah”
(ati,dbs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar