Jumat, 06 September 2019

12 TAHUN


---Kamis, 18 Oktober 2007. Kamis Pon, Malam Jumat Wage---
"Apa yang sedang kau lafalkan? Kau seperti sedang menghardikku saja dengan muka masammu itu,"
"Anggap saja aku sedang mengutukmu,"
"Oh ya? Akan kau kutuk aku jadi apa jika bisa melakukannya?" tanyamu dengan antusias. Seolah aku sedang menawarkanmu menu andalan dari  restoran terbaik.
"Kau mau jadi apa?" tanyaku menantang.
"Ini tentang apa maumu, bukan mauku," jawabmu dengan senyum perahu naga yang bukannya membantuku mengarungi samudera, tapi justru tenggelam di dasarnya.
"Mauku, kau ya jadi kau. Mau apa lagi?" jawabku acuh.
"Bahkan meski dengan segala kerumitan yang kubawa?" ini yang kubenci darimu. Muka berkaca, disaat aku sebenarnya ingin bercanda.
"Kerumitan ya?! Hemmm . . . kurasa itu nama belakangmu," aku berkelakar.
"Itu tidak menjawabku," kau mungkin kesal, tapi apa peduliku.
"Dan aku memang tidak sedang ingin melakukannya," kembali acuh.
"Sekarang katakan, tanggal apa itu?" Kau bertanya hal lain.
"Konon, itu tanggal yang baik,"
"Lalu?"
"Semuanya berakhir kacau"
"Sekacau itu?"
"Sekacau ini"
"Itu artinya hari itu benar-benar baik"
"Aku suka kebengalanmu"
"Sama seperti aku suka kekonyolanmu"