Rabu, 24 Desember 2014

KH. A. Busyro Karim, M.Si, Bupati Sumenep





Birokrasi Dibenahi, Infrastruktur Desa Diperbaiki


ULAMA, akademisi, sekaligus politisi. Begitulah figur yang ada dalam diri Bupati Sumenep, KH. A. Busyro Karim M.Si. Sebagai pemilik sekaligus pengasuh pondok pesantren, ia juga kerap diundang untuk mengisi acara di luar negeri. Dan sebagai bupati, ia pun mampu menjadikan Sumenep sebagai kabupaten termaju di Pulau Madura. Seperti apa kiprahnya?

DESA adalah ujung tombak pembangunan daerah. Jika pembangunan desa berjalan dengan baik, maka akan berpengaruh terhadap kemajuan daerah dan bangsa.
Itulah salah satu keyakinan KH. A. Busyro Karim, M.Si, saat mulai menjabat Bupati Sumenep tahun 2010. Tidak salah, jika Pemerintah Kabupaten Sumenep saat ini terbilang cukup intens dalam mendukung keberhasilan pembangunan desa.
Tidak sedikit pula regulasi yang telah digulirkan guna memastikan desa memeroleh pembangunan insfrastruktur dan pelayanan yang optimal. Apalagi sebagai kabupaten kepulauan dengan 126 pulau, masalah koordinasi, conectivity dan informasi pembangunan masih kerap menjadi kendala. Terutama karena sulitnya menjangkau daerah kepulauan.
Diantara perhatian Pemkab Sumenep terhadap desa adalah kenaikan Alokasi Dana Desa (ADD) setiap tahun, pemberian tunjangan bagi perangkat desa dan BPD, serta program Bantuan Keuangan Desa Rehabilitasi Infrastruktur Perdesaan (BK-Desa RIP) yang menekankan pada perbaikan infrastruktur jalan di semua desa atau di 330 desa.
Di samping insfrastruktur, pelayanan masyarakat pun terus ditingkatkan. Seperti dibentuknya Kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu  (BPPT) dan Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (Paten) pada tahun 2012. Dengan adanya BPPT dan Paten, mata rantai alur perizinan yang dilakukan masyarakat menjadi lebih mudah, murah, cepat dan  ekonomis. 
Di sektor pembangunan, Kabupaten Sumenep juga menjadi leading dari tiga kabupaten lain di Madura. Hal itu terbukti dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumenep yang terus meningkat setiap tahunnya, dan bahkan menjadi yang tertinggi di Madura. Tahun 2010, IPM Sumenep masih 65,80, namun tahun 2013 meningkat mencapai 67,01 poin. Demikian juga dengan angka kemiskinan. Tahun 2008, angka kemiskinan Sumenep mencapai 29,46 persen, pada tahun 2013 menurun menjadi 21, 21 persen.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kab Sumenep pun menyumbang angka yang menggembirakan. Rata-rata kenaikan PAD Sumenep dalam kurun tiga tahun sebesar 26,82 persen. Tahun 2010 PAD mencapai 46 miliar lebih dan meningkat signifikan menjadi 93 miliar lebih di tahun 2013.

Reformasi Birokrasi
Mengusung slogan “Sumenep Super Mantab” (Sumenep makin Sejahtera, Mandiri, Agamis, Transparan, Bersih, Nasionalis , Adil, dan Profesional), kabupaten di ujung timur Pulau Madura ini berharap mampu menjalin sinergi yang dinamis antara masyarakat, pemerintah dan seluruh stakeholder dalam merealisasikan pembangunan secara terpadu.
Slogan ini juga menjadi manifestasi dalam melakukan penataan birokrasi yang lebih baik. Bagi Buya, panggilan akrab Busyro Karim,  birokrasi merupakan mesin pemerintah. Jika birokrasi di suatu daerah tidak baik, tidak efisien, tidak efektif, dan tidak produktif, maka tidak akan mungkin bisa membawa kemajuan bagi daerahnya.
Lantaran itu, saat awal menjabat, hal yang paling disorot adalah kedisiplinan pegawai. Ia pun kerap melakukan sidak ke sejumlah instansi. Tak segan pula ia memberikan punishment kepada PNS yang tidak menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Itu sebabnya, setiap tahun selalu ada pegawai yang mendapatkan sanksi, mulai yang ringan hingga yang paling berat.
Selain untuk masyarakat Sumenep, perbaikan birokrasi dan kemudahan pelayanan juga diperuntukkan bagi investor yang akan menanamkan modalnya ke Sumenep. Pemkab Sumenep pun memberikan kemudahan pelayanan bagi investor yang hendak menanamkan modal di daerahnya, dengan catatan, bisa memberikan kemanfaatan kepada masyarakat.
Silakan investor datang ke Sumenep, saya akan memberikan kemudahan-kemudahan perizinan jika betul-betul mau bekerja sama memanfaatkan sumber daya alam Sumenep” katanya.
Dengan sikap yang welcome tersebut, survei lembaga riset Bussiness Digest tahun 2012, akhirnya menempatkan Kabupaten Sumenep sebagai 100 kabupaten/kota di Indonesia yang memiliki iklim investasi dan bisnis terbaik.
Sumenep memang kaya akan potensi alam. Salah satunya, Pulau Gili Iyang yang menurut penelitian memiliki kandungan kemurnian oksigen nomor dua di dunia. Kecuali itu, Sumenep juga memiliki potensi terbesar di minyak bumi dan gas. Dirjen Migas memperkirakan, Kabupaten Sumenep mengandung kurang lebih 6 triliun kubik gas yang masih bisa dimanfaatkan untuk 30 tahun ke depan. Itulah sebabnya, pada tahun 2012, Kab Sumenep dinobatkan sebagai 50 daerah terkaya di Indonesia. (nur hayati)


Mon Mandi Pabecca Sakale


‘’HIDUP bukan pilihan. Jika hidup itu pilihan, pasti kita meminta posisi yang ideal.’’ Begitulah kalimat pertama yang terlontar ketika ditanya perihal perjalanan sebelum menjadi bupati.
Busyo Karim mengawali karirnya dengan lebih banyak berjuang di wilayah kultural, seperti mengelola Pondok Pesantren Al Karimiyah di Desa Baraji Kec Gapura dan aktif di organisasi NU. Pergulatannya dengan para politisi akhirnya membuatnya terjun ke panggung politik melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Mengawali karir politiknya sebagai Ketua DPC PKB membuat Busyro Karim terpilih menjadi Ketua DPRD Kab Sumenep hingga dua periode (1999-2004 & 2004-2009). Dengan bekal pengalaman dan pengetahuan akan Sumenep, ia pun mencalonkan diri sebagai bupati.
Dengan dukungan segenap elemen masyarakat, termasuk dari para kiai-kiai khos  di Sumenep, Busyro Karim akhirnya terpilih menjadi Bupati Sumenep periode 2010-2015.  Saat menjadi bupati ia pun berkesempatan mengikuti  kursus kepemimpinan di Harvard Kennedy School Amerika Serikat tahun 2012. Ja juga kerap mendapat kepercayaan mengisi acara-acara seminar  di luar negeri, salah satunya di Universitas Utara Malaysia tahun 2013.
Kini, A Busyro Karim tak hanya dikenal sebagai sosok yang agamis, tapi juga sebagai figur birokrat, akademisi dan politisi. “Saya ingat nasehat orang tua di Madura, mon mandi pabecca sakale (kalau sudah mandi sampai basah sekalian, red ). Artinya, jika kita sudah berjuang, maka jangan tanggung-tanggung, harus sampai selesai,” ujarnya memungkasi. (hay)

BIODATA


Nama                          : KH. A. Busyro Karim, M.Si
Jabatan                       : Bupati Sumenep (Tahun 2010-sekarang)
Tempat/ tgl                : Sumenep, 01 mei 1961
Nama istri                  : Nurfitriana
Nama anak                 :
1.      Virzannida (perempuan)
2.      Liziyannida (perempuan)
3.      Arizannida (perempuan)
4.      mka Khuluq (laki-laki)
5.      Bima Sakti Kautsar (laki-laki
6.      Ahmad Royyisilhaq (laki-laki)
Pendidikan terakhir  : S2 Program Studi Magister Administrasi Publik
                                      Universitas Merdeka Malang Tahun 2001.
Motto                          :  Hidup Hanya Sekali, Jadikan Hidup Lebih Bermakna.

Pengalaman Organisasi:
·         Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Sumenep TAHUN 1994 – 1999
·         Ketua Dewan Tanfidz DPC PKB Sumenep TAHUN 1999 – Sekarang
·         A’wan Musytasar PCNU Sumenep Tahun 2010 – 2015 (Sekarang)

Penghargaan Pribadi            :
·         Pelopor Pembangunan Daerah dari RKN Jakarta Tahun 2001 & 2004
·         Clean Executive Golden Award dari Citra Mandiri Indonesia Tahun 2002
·         Penghargaan Purasara Aryaguna Labdawara (Pemimpin yang Perduli Terhadap Gerakan Pencegahan dan Pengawasan Tindak Pidana Korupsi di Kabupaten Sumenep)- dari Lembaga Pengawas Korupsi & Pemantau Penegak Hukum Indonesia (LPKP2HI) Tahun 2010.
·         Tokoh Literasi Jawa Timur 2013 dari PWI Jatim

KARYA TULIS
·         INDONESIA GLOBALISASI  (OTONOMI DAERAH, BEBERAPA PEMIKIRAN UN­TUK SUMENEP), PILAR MEDIA TAHUN 2005.
·         TAFSIR TRADISIONAL  (MEM­BUMIKAN TEKS DALAM KONTEKS KEHIDUPAN SOSIAL), ELSI CITRA MANDIRI,  2008,
·         TAFSIR AL-ASAS (KANDUNGAN DAN RAHASIA DI BALIK FIRMAN-NYA), MUARA PROGRESIF TAHUN 2009.
·         BUKALAH SELIMUTMU (SELIMUT KEMISKINAN, SELIMUT KEBODOHAN, SELIMUT KETIDAKADILAN), BINTANG SURABAYA , TAHUN 2010,
·         MIGRASI TANPA KATA, PT. WASTULANAS GRAFI­KA, TAHUN 2011.
·         FIQIH JALAN TENGAH IMAM SYAFI’E,  STIA PRESS, TAHUN 2013.

PENGHARGAAN MEMIMPIN SUMENEP      :
·         PENGHARGAAN INVESTMENT AWARD 2010 DARI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR, TANGGAL 12 NOPEMBER 2010.
·         PENGHARGAAN KABUPATEN PENGGERAK KOPERASI TAHUN 2011. KABUPATEN SUMENEP DIANGGAP MAMPU MELAKUKAN TEROBOSAN INOVATIF DALAM MENINGKATKAN PERAN KOPERASI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT.
·         PENGHARGAAN PUSARAYA ARYAGUNA LABDAWARA DARI LEMBAGA PENGAWAS KORUPSI DAN PEMANTAU PENEGAK HUKUM INDONESIA TAHUN 2010. PENGHARGAAN ATAS KOMITMENNYA DALAM PENCEGAHAN DAN PENGAWASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI KABUPATEN SUMENEP.
·         PENGHARGAAN BIDANG KELUARGA BERENCANA (KB) UNTUK KATEGORI METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG DARI GUBERNUR JAWA TIMUR, 09 PEBRUARI 2011
·         PENGHARGAAN JUARA I PROGRAM REVITALISASI KAWASAN TERTIB LALU LINTAS (KTL) KATEGORI C DARI KAPOLDA JATIM. PENGHARGAAN INI DIBERIKAN KARENA KABUPATEN SUMENEP SANGAT MINIM DALAM PELANGGARAN LALU LINTAS, 2011
·         PEMBINA TERBAIK K3 (KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA) DARI GUBERNUR JAWA TIMUR TAHUN 2011, 2012 DAN 2013.
·         PENGHARGAAN PEMBINA TERBAIK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DARI MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, TANGGAL 31 MEI 2011.
·         PENGHARGAAN KARTIKA GRAHA ABINAYA DARI DARI DPD REI JAWA TIMUR BERKAT KESERIUSAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DALAM UPAYA MEMPERMUDAH PERIZINAN DAN PELAYANAN AKSES USAHA CEPAT TERUTAMA DALAM BIDANG REAL ESTATE, 2011.
·         PENGHARGAAN ADIPURA EMPAT TAHUN BERTURUT-TURUT DARI PRESIDEN RI TAHUN 2011, 2012, 2013 DAN 2014,
·         PENGHARGAAN BUDHIPURA DARI KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA ATAS INISIATIF YANG TINGGI TERHADAP PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA, 10 AGUSTUS  2011
·         PENGHARGAAN OTONOMI AWARD 2011 DARI JAWA POS INSTITUT PRO OTONOMI (JPIP), ATAS INISIATIF DAN KOMITMEN YANG BEGITU KUAT DALAM  MENEGAKKAN REGULASI BAGI HASIL, TERUTAMA MEMPERJUANGKAN BLOK MALEO MENJADI HAK MILIK PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP, 2011.
·         PENGHARGAAN SEBAGAI FINALIS ANUGERAH APRESIASI INOVASI INDONESIAS 2011 UNTUK KATEGORI KEPEMIMPINAN INOVATIF DARI BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI RI, 2011.
·         PENGHARGAAN APRESIASI PENDIDIKAN ISLAM DARI MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, ATAS ATENSI DAN JASA BUPATI SUMENEP DALAM MEMAJUKAN PENDIDIKAN AGAMA DAN KEAGAMAAN DI KABUPATEN SUMENEP, TAHUN 2012.
·         PENGHARGAAN PENINGKATAN KINERJA APARATUR MELALUI BUDAYA KERJA DARI GUBERNUR JAWA TIMUR, 2012.
·         PENGHARGAAN BADAN PUBLIK TERBAIK DI JAWA TIMUR DARI KOMISI INFORMASI PUBLIK (KIP) JAWA TIMUR, 2012.
·         PENGHARGAAN PARAMADHANA UTAMA NUGRAHA KOPERASI DARI MENTERI KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA, TANGGAL 17 DESEMBER 2012.
·         PENGHARGAAN DHARMA BAKTI KOPERASI DAN UKM  TINGKAT NASIONAL DARI PRESIDEN RI, 2014.

Desa Sidorejo, Kec Krian, Kab Sidoarjo


HIJAUKAN DESA DENGAN TOGA

            Lahan kosong, kering kerontang? Sudah bukan jamannya. Saat ini lahan kosong bisa dimanfaatkan menjadi lahan Toga. Kaya manfaat sekaligus asri. Hal itu pula yang tengah diupayakan masyarakat Desa Sidorejo di sepanjang jalan desanya yang gersang. Seperti apakah?
           


Berada di sepanjang jalur jalan raya Surabaya-Krian, meski bertitle desa, Sidorejo tak ubahnya bagian dari kota besar. Berbagai kendaraan bermuatan besar berkali-kali melintas. Bisingnya suasana kota menjadi hal yang lumrah di desa di Kecamatan Krian ini.
Desa seluas 204 ha ini terbagi menjadi tujuh dusun dan lima perumahan. Dusun-dusun tersebut yakni Bendomungal, Bareng, Sidorame, Sidorejo, Semampir, Madubronto, dan Sidorenggo. Sedangkan perumahan yang ada di Desa Sidorejo diantaranya Perum Taman Sidorejo, Graha Permata Sidorejo Indah, Alam Pesona I, Alam Pesona II, dan Kav Madubronto.
Lokasi strategis dari dan menuju ke pusat kota, pun menjadi nilai plus bagi masyarakat. Namun Beberapa kegiatan kemasyarakatan menunjukkan bahwa suasana guyub rukun layaknya pedesaan masih menjadi nilai yang dijalankan di Desa yang dipimpin oleh Kades Hery Sucipto Ahmadi, ST tersebut..
Diantara kegiatan tersebut seperti bersih desa, kegiatan kepemudaan, hingga agenda istighosah rutin setiap Sabtu Pahing (perhitungan hari dalam penanggalan jawa, red). Kegiatan ini dilakukan secara bergilir di setiap dusun/musholla dan masjid desa.
“Istighosah Sabtu Paing ini sudah sejak awal terjadinya Krisis Moneter (Krismon) tahun 1998. Waktu itu saya masih menjabat sebagai BPD, akibat terjadinya krismon yang sangat membebani sehingga kami memunculkan wacana istighosah itu. Diprakarsai oleh para tokoh masyarakat Desa Sidorejo,” terang Hery sucipto kala ditemui di ruang kerjanya medio Agustus lalu.
Sabtu Paing diambil sebagai hari yang dianggap baik karena hari sebelumnya yakni Jumat legi, dianggap sakral dalam penanggalan jawa. Hari Sabtu pun dianggap paling fleksible bagi mereka yang bekerja. Karena merupakan akhir pekan sehingga tidak akan berbenturan dengan jam kerja dan seluruh masyarakat bisa berpartisipasi.
Selain itu, salah satu desa dari 12 desa di kecamatan Krian ini pun kerap menjadi jujugan beberapa mahasiswa perguruan tinggi untuk melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Terakhir, rombongan mahasiswa dari STKIP PGRI Sidoarjo pun ‘berpindah kampus’ ke Desa Sidorejo.
Sebanyak 52 orang yang dibagi menjadi enam kelompok. Kegiatan yang diagendakan mulai tanggal 13-28 Agustus 2014 itu mengambil tema “Membentuk, Membina, dan Mengisi KKN Tematik Posdaya untuk Pemberdayaan Keluarga menjadi Keluarga Sejahtera”.

Program Penghijauan
Sinergi antara dunia pendidikan dan kehidupan sosial barangkali memang sudah selayaknya dilakukan. Ilmu tanpa aplikasi bagai pohon tanpa buah. Sedang aplikasi tanpa ilmu bisa jadi kesesatan. Disinilah tugas para insan pendidikan untuk mengambil peran. Dedikasi dan pengalaman pun diuji agar keilmuan yang dipelajari tidak hanya mengisi catatan kosong perkuliahan.
Seperti halnya yang dilakukan mahasiswa STKIP PGRI Sidoarjo. Keinginan Hery Sucipto untuk menggalakkan penghijauan, dijawab dengan penyuluhan pengolahan sampah organik takakura. Tak hanya itu agenda menanam Toga di sepanjang jalan desa pun dilaksanakan.
Kenapa Toga?
Untuk hal ini, Hery Sucipto beralasan Toga akan jauh lebih bermanfaat, khususnya sebagai lumbung obat tradisional masyarakat. Selain itu dengan adanya tumbuhan-tumbuhan tersebut suasana jalan desa yang tadinya gersang akan terlihat semakin asri dan sejuk.
  “Karena lebih baik toga daripada rumput. Apalagi ‘rumput tetangga’ kan gak boleh. Jadi mungkin satu bermanfaat, dua pemandangannya kan lain. Selain itu ini juga terkait program desa yang memang mengagendakan penanaman toga,” ujar Hery Sucipto setengah berkelakar.
Para mahasiswa tersebut pun tak segan turun tangan langsung melakukan penanaman toga. Tentu saja bersama seluruh masyarakat dan segenap pengurus desa. Sebagai awal, penanaman akan dimulai dari sepanjang areal disekitar Balai Desa Sidorejo. Untuk selanjutnya secara bertahap akan dilakukan di sepanjang jalan desa.
“Dalam pelaksanaan Insyaallah sudah menyentuh di masyarakat. Ada yang menangani langsung ke masyarakat, pendidikan, Posyandu dan lain-lain. Alhamdulillah respon dari masyarakat juga positif,” jelas hery Sucipto ketika ditanya komentar terkait kegiatan KKN yang digelar STKIP PGRI Sidoarjo tersebut.
Ditanya kendala yang dihadapi selama menjamu tamu akademisnya tersebut, Hery Sucipto mengaku tidak mengalami kendala yang berarti. Pasalnya, setiap program yang diajukan oleh mahasiswa sebagai syarat tugas akhir tersebut pun telah disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
Kegiatan penanaman Toga pun merupakan hasil perundingan dengan mahasiswa, yang awalnya mengagendakan penyuluhan kesehatan. Penanaman Toga dianggap lebih menyentuh langsung pada masyarakat. (ati,via)


DATA DESA
Kepala Desa               : Hery Sucipto Ahmadi, ST
Sekdes                                    : Abdul Khoiron, S.Sos
Kasi pemerintahan    : Masrukhin
Kasi Kesra                  : Muhammad Yahya
Kasi Pel. Umum          : Imron Rosyadi
Kasi Pembangunan   : Moch. Rejo
Kasi Trantib               : Zanuri
Luas Desa                  : 204 Ha
Dusun                         : Tujuh
1.      Dusun Bendomungal, M. Ismail
2.      Dusun Bareng, a/n Kasie Pemerintahan dan Kesra
3.      Dusun Sidorame, Muhammad Rejo
4.      Dusun Sidorejo, Maskur
5.      Dusun Semampir, Sugito
6.      Dusun Madubronto, Rianing
7.      Dusun Sidorenggo, Yudi Pramono
Perumahan                : Lima
1.      Perum Taman Sidorejo
2.      Perum Graha Permata Sidorejo Indah
3.      Perum Alam Pesona I
4.      Perum Alam Pesona II
5.      Kav Madubronto
  




BERHARAP JADI DESA INSPIRASI
            Tak banyak perangkat desa yang dengan tangan terbuka bersedia memfasilitasi penuh kegiatan KKN mahasiswa. Desa Sidorejo dibawah kepemimpinan Hery Sucipto barangkali satu dari yang sedikit itu. Kendati hanya akan ditempati selama dua minggu, namun keakraban antara perangkat desa dan mahasiswa dari STKIP PGRI Sidoarjo tersebut amat kentara.
            Hubungannya bukan lagi seperti tamu dan tuan rumah, tapi sudah layaknya keluarga besar. Setidaknya itu yang nampak dari berbagai kegiatan yang diprakarsai para mahasiswa. Tak hanya masyarakat, perangkat desa pun turut berbaur dengan keriuhan pelatihan dan penyuluhan yang digelar mahasiswa.
“Sejauh ini kedatangan adik-adik mahasiswa ini sangat positif. Karena kan pada dasarnya, hormatilah orang sebelum kau ingin dihormati. Ada kegitan apapun, di desa, posyandu, sekolah dan lain-lain yang terpenting kulonuwun (meminta ijin, red) dulu. Saya yakin responnya pasti baik,” ujar Kades yang menjabat sejak tahun 2010 ini.
Tak hanya rasa kekeluargaan yang dibangunnya bersama mahasiswa KKN, Hery Sucipto juga tak segan memberikan arahan dalam setiap kegiatan Mahasiswa. Setiap program yang diajukan oleh mahasiswa selalu diterimanya dengan tangan terbuka.
Pada prinsipnya adalah bagaimana setiap kegiatan yang dilakukan memiliki dampak positif bagi masyarakat. Berbagai bidang seperti pendidikan, keterampilan, kesenian, penyuluhan, keagamaan, kesehatan hingga kegiatan sosial kemasyarakatan dijadwalkan sebagai kegiatan pokok mahasiswa.
“Bidang-bidang garapan tersebut sudah ditentukan dari kampus yang kemudian diajukan pada kepala desa. Pada dasarnya program yang  kita ajukan disetujui semuanya, akan tetapi khusus kesehatan memang sengaja diganti dengan pertanian. Yakni penanaman Toga di sepanjang jalan desa,” ujar salah seorang koordiantor mahasiswa ditemui terpisah.
Hery Sucipto sendiri pun mengakui bahwa kehadiran mahasiswa KKN sangat berdampak positif. Tidak hanya terbantu dalam berbagai event, bermacam penyuluhan dan pelatihan yang digelar juga menambah pengetahuan masyarakat. Hery Sucipto juga berharap silaturahim antara Desa Sidorejo dengan mahasiswa KKN tetap terjalin hingga diluar kegiatan tugas akhir tersebut.
“Harapan saya andaikata sudah mempunyai pekerjaan setidaknya Desa Sidorejo ini tetap terkenang. Meskipun kelak sudah berumah tangga, sudah bekerja mampir-mampirlah. Pokoknya, Harapan saya Sidorejo bisa menjadi desa inspirasi,” ujar Hery diiringi tawa lepas.
(ati,via)
 

BIODATA
Nama              : Hery Sucipto Ahmadi
TTL                 : Sidoarjo, 13 September 1975
Istri                 : Sulis Styorini
TTL                 : Sidoarjo, 1 Februari 1974
Alamat            : Dusun Sidorame Desa Sidorejo RT 13 RW 3 Kec Krian Kab Sidoajo
Anak               : 4 (3 putri, 1 putra)
1.      Lailatul Fitriyah
2.      Nur Khofifah
3.      Ahmad Akbar Setiyawan
4.      Zaskiya Ayusita Ahmadi
Jabatan           : Kades Sidorejo, Kec Krian, Kab Sidoarjo (2010-2014)