Kamis, 25 Juni 2015

Karna : Ketika Kutahu Siapa Aku

  
Suatu Hari, saat hidup tak lagi sama. Tapi penderitaan tetap menjadi harga yang harus kuterima.

Hari itu, aku pulang dengan perasaan hancur ke rumah orang tuaku, atau harus kusebut orang yang telah mengasuhku? Hari dimana Khrisna menyatakan bahwa aku bukanlah putra ibuku, Radha. Melainkan putra dari Ratu Hastinapura, Ratu Kunti. Anugerah dari Suryadev.
Sejujurnya aku lebih memilih untuk menyangkal hal itu. Bahkan jika sekali lagi aku harus hidup dalam kebohongan, aku lebih memilih Ibu Radha dan Adhirata mengatakan bahwa apa yang dikatakan Khisna adalah kebohongan.
Sejak masih kecil aku memang selalu dekat kepada Suryadev, aku bisa melihat langsung matahari yang terik, dimana orang lain berusaha untuk menghindari matahari tersebut. Tidak peduli seberat apapun perasaanku, tapi setiap kali aku melihat matahari aku bisa merasa langsung tenang, hatiku pun penuh dengan kebahagiaan dan akupun merasa nyaman. Tapi itu semua bukan berarti bahwa aku adalah anugrah dari Suryadev.
            Dan terlebih bagaimana aku akan menghadapi kenyataan, mengangkat senjata untuk membunuh kalian, adik-adikku.
….
"Dunia mengenalku dengan nama Radheya, Ibu Radha. Sekarang, nama mana yang harus aku pakai? nama mana yang harus aku pakai?”
Aku berperang dengan kenyataan yang seolah menghirup habis pasokan oksigen di sekitarku. Terngiang bagaimana dari Radheya, aku menjadi sosok tanpa nama yang berhak kusandang. Teringat bagaimana seumur hidupku tanpa sengaja, aku selalu berakhir di kaki ibu kita. Merasakan sakit atas kebenaran ibu kita yang memilih bungkam bahkan ketika aku berada di depannya. Juga bagaimana aku melihat wajah terlukamu saat Pangeran Duryudana memaksamu untuk mencuci kakiku. Orang yang kau anggap musuh. Dan bagaimana aku dengan tanpa ragu mengatakan kelak jika bertemu di medan perang maka kematianmu akan terjadi di tanganku.
Sementara sekarang aku merasa tidak lagi memiliki nyawa yang tersisa di tubuhku. Masih adakah rasa sakit yang lebih lengkap dari ini adikku?
….
Vrushali          : Tuanku, aku telah mendengar bahwa Khrisna memiliki dua ibu dan krisna menghormati dan mengasihi kedua ibunya dengan sama. Mengapa kamu menganggap ini sebagai aib pada keberadaanmu?
Karna              : Ketika seseorang sepanjang hidupnya begitu ingin melihat orang lain menderita, kemudian dibertahu bahwa orang lain itu adalah pantulan dirinya sendiri. Dan bahwa ketika dia menderita maka pantulan dirinya itu pun akan menderita juga. Sekarang katakan bagaimana orang itu bisa tenang, Vrusali. Aku berjuang selama hidupku agar mendapatkan rasa hormat yang layak semampuku. Aku bahkan bersaing dengan seluruh dunia, aku menghadapi penghinaan lebih buruk daripada kematian disetiap langkahku. Seharusnya tidak perlu seperti ini, Vrusali. Hal seperti ini seharusnya tidak pernah terjadi.
Ini tentang kau adikku, Arjuna. Sebesar aku selama ini membencimu, dengan semua kenyataan ini dapatkah aku melewati batasku sebagai kakak yang seharusnya memberikan restuku. Bukannya berdoa untuk kematianmu.
Karna              : Aku telah melihat Arjuna sebagai lambang penghinaanku. Aku berkata pada diriku sendiri berulang kali, bahwa di hari aku membunuh Arjuna, seluruh dunia akan tahu pada hari itu bahwa anak kusir sekalipun bisa menjadi ksatria terbaik di dunia. Tapi Arjuna adalah saudaraku, Vrusali. Dia adalah adikku. Bahkan aku pun putra dari Kunti. Aku bukan anak dari Radha. Bagaimana caraku menghadapi keadaan ini, Vrusali.
Aku sangat berhutang budi pada temanku, Duryudana. Bagaimana aku bisa mengganggapnya sebagai musuhku sendiri, Vrusali. Aku tidak memiliki apa-apa kecuali kemarahan untuk melawan Arjuna. Bagaimana mungkin aku bisa menawarkan bantuan kepadanya. Apakah ini tipuan dari Basudeva, ketika itu adalah waktu untuk menyesatkan semua penderitaan dalam hidupku. Sekarang Dia seperti telah membuatku tidak bersenjata. Mereka adalah saudara- sarudaraku, Vrusali. Bagaimana aku bisa menggunakan senjataku pada mereka, Vrusali. Bagaimana aku bisa melakukannya? Bagaimana aku bisa menggunakan senjata terhadap saudara-saudaraku vrushali? Bagaimana aku bisa menggunakan senjata terhadap adikku sendiri?
Vrushali          : Tuanku, hanya dia yang bisa menjawab semua pertanyaanmu. Yang merupakan akar penyebab dari situasi ini. Tuanku, temuilah Ratu Kunti dan bertanya kepadanya. Jika kebenaran berarti segalanya.
Aku terjaga semalaman, berjalan melintasi Sungai Gangga tempat dimana Ibu membuangku. Sungai yang membawaku ke pelukan Ibu Radha. Aku bahkan mengingat dengan jelas bagaimana aku merasa gila untuk mempersembahkan bunga teratai, saat kedatangannya di Hastinapura setelah kompetisi memanah di gelangga istana. Aku tahu sekarang, kenapa setiap kali melihat kelopak bunga teratai, aku selalu mengingat kakinya. Itu karena aku dibuang bersama kelopak teratai yang seolah telah dipetik dari nurani keibuannya.
…..
Karna   : Setiap peminta, setiap pemohon, setiap pengemis atau yang terhilang apakah ada orang disana yang bisa menerima sedekah dariku dan bisa pula membantuku.
Kunti      : Karna Putraku, aku adalah seorang pengemis. Inilah aku ibumu. Aku datang kesini untuk meminta, maukah kau mengabulkannya. Putraku karna, ibumu ada disini, berharap mendapatkan pengakuan darimu apa kau bisa mengabulkan permohonanku.
Karna     : Ibu ratu
Kunti      : Tidak putraku. Panggil saja aku ibu. Ibumu. Butuh keberanian besar untuk mendatangimu, butuh keberanian yang sangat besar.
Karna     : Apa butuh waktu yang begitu lama bagi seorang ibu ksatria mengumpulkan keberanian?.
Kunti      : Pada saat kau dilahirkan, aku tidak punya keberanian. Aku harus menghadapi pertanyaan masyarakat, aku bisa menerima kharakterku dipertanyakan. Aku bisa menerima itu. Tapi bagaimana dengan kehormatan ayahku. Bagaimana mungkin aku bisa menodai itu, Nak .
Karna     : Sudah jelas martabat ayahmu lebih berharga dari kehidupan putramu.
Kunti      : Tidak nak. Aku melakukan kesalahan yang sangat besar. Aku kurang bisa memahami akibat dari kesalahan yang telah aku buat.
Karna     : Dan aku adalah hasil dari kesalahanmu. Seluruh hidupku ini adalah hasil dari kesalahanmu.
Kunti      : Aku kesini untuk memperbaiki kesalahan itu, Nak. Aku kesini untuk menjadi ibumu.
Karna     : Sekarang baru datang untuk menjadi ibuku? sekarang kau baru datang? Apa yang harus aku lakukan pada ibuku, yang sudah terjaga selama beberapa hari. Yang menangis setiap kali aku tidur dengan lapar, setiap kali seseorang mengejekku, setiap kali ia melihat busur di tanganku. Dia yang memegang tanganku dan mengajariku tentang toleransi. Apa yang harus kulakukan pada ibu itu, yang sedang menangis saat ini karena semua orang tidak mengganggapku anaknya lagi. Tapi anak orang lain. Apa yang harus aku lakukan pada ibu itu, yang selama ini memelukku ketika kau sendiri malah meninggalkanku. Apa yang harus kulakukan pada ibu itu?
Kunti      : Meninggalkanmu adalah kesalahanku, maafkan aku, Nak. Maafkan aku. Tapi aku disini sekarang. Untuk bertemu denganmu. Kita bisa mengubah keadaan, Nak. Kita bisa mengubah semuanya.
Karna     : Bagaimana seseorang bisa mengubah masa lalunya, Ibu Ratu. Kau sudah meninggalkanku, bisakah kau mengubah itu? Aku selalu ada di depanmu selama ini. Tapi kau tidak pernah bisa menerimaku. Bisakah kau merubah keadaan itu? Adikku adalah musuhku saat ini, bisakah kau merubah keadaan ini? Buah yang sudah terjatuh dari pohonnya tidak akan pernah bisa dikembalikan ke pohonnya lagi. Tidak ada yang bisa mengubah masa lalu, baik kau maupun aku. Putramu sudah tenggelam di dalam gelombang kemalangan, dimana kau sudah meninggalkannya waktu itu, Ibu Ratu.
Kunti      : Kumohon, bantu aku mencari anakku itu, Karna.
Karna     : Kemana kau akan mencarinya? Bahkan setelah kobaran api mereda, kau masih bisa merasakan panas pada abunya dalam artian yang sama. Bahkan putramu yang sudah terbakar dalam api, masih merasakan sakit dan terhina. Jangan mencoba untuk mencarinya sekarang, ibu Ratu.
Kunti      : Kita bisa mengakhiri kerumitan dan kepahitan ini nak. Sekarang, kau tidak akan merasakan sakit, penghinaan dan juga air mata. Kau juga akan disebut Pandava, Nak. Kau adalah anak tertuaku. Jangan berpihak pada Duryudhana lagi, datanglah ke sisi adik–adikmu dan bimbinglah mereka.
Karna     : Kau mau aku meninggalkan teman–temanku? Tangan yang telah mendapatkan kaki selama masa sulit. Kau mau aku meninggalkan tangan itu? Jika ini caraku membayar semua bantuan yang dianugrahkan padaku, apa itu akan membuatmu bangga padaku?
Kunti      : Duryodana selalu berbuat jahat, mengapa kau berpihak padanya nak?
Karna     : Karena dia pernah melakukan perbuatan benar sebelumnya. Di dalam arena dia mengesampingkan kasta, keyakinan kelas sosial, posisi dan semuanya lalu menawarkan persahabatannya padaku. Bhisma Yang Agung pun tidak pernah melakukan itu. Guru yang berpengalaman luas seperti Drona juga tidak melakukan hal itu. Bahkan orang yang telah melahirkanku ke dunia ini pun tidak pernah memberikan dukungannya. Selama masa kegelapan itu hanya satu yang menawarkan dukungannya dan karena satu perbuatan benar itu aku bisa mengorbankan seratus nyawa demi orang itu. Senjataku akan selamanya berhutang budi pada Pangeran Duryudhana, Ibu Ratu.
Kunti      : Apa kau akan memegang senjata melawan saudaramu sendiri, Nak?
Karna     : Dan itu hasil yang paling mengerikan dari kesalahan yang kau lakukan. Bahkan setelah aku menyerah pada Duryudhana, kenapa kau tidak juga mau menerimaku? Jika kau mau melakukan itu, maka hari ini, aku akan dikenal sebagai putramu. Aku akan berdiri dan mendukungmu. Tapi sekarang, sekarang waktu sudah berubah. Aku sudah terikat saat ini. Aku menyaksikan kekejaman di setiap langkahku, jiwaku mati di setiap langkah, tapi aku sudah terikat oleh sebuah janji. Terkubur di bawah bantuan yang diberikan olehnya, aku tidak bisa mengorbankan Sang Pangeran, aku tidak bisa melanggar janji itu. Kalau tidak, aku akan kehilangan harga diriku. Setiap kali anak panahku melukai saudara-saudaraku, maka hatiku pun akan berdarah juga. Aku harus hidup lewat penderitaan ini sekarang. Tapi aku tidak bisa melanggar sumpahku dan menentang kewajibanku.
Kunti      : Kalau begitu jangan ikut berperang, Nak. Itu tidak akan melanggar keyakinan.
Karna     : Vrusali punya sebuah pertanyaan untukmu, Ibu Ratu. Apakah masuk akal bila kebanggan seseorang menjadi keyakinan mereka, apa itu layak ?
Kunti      : Keyakinan yang berubah menjadi kebanggaan adalah hal yang sah.
Karna   : Aku sadar benar akan keyakinanku, aku tidak bisa meninggalkannya. Baik keyakinanku atau pun Pangeran Duryudhana. Sampai nanti Ibu Ratu.
            Kau memilih untuk tetap diam selama hidupmu, tapi rasa sakitnya ditanggung oleh diriku sendiri. Aku sudah terbiasa hidup dalam penderitaan, tapi dengan memecah keheninganmu itu, tolong jangan sakiti semua orang. Jangan katakan kebenaran ini pada kelima adikku itu.
Aku juga tahu mereka memegang teguh keyakinan mereka, mereka nanti pasti akan menyerah. Dan aku, aku harus membunuh mereka dan mempersembahkannya pada Pangeran Duryudhana. Biarkan perang ini terjadi, Ibu Ratu. Jangan beritahu mereka tentang penderitaanku ini. Suka cita mereka terletak pada ketidaktahuannya. Aku selalu hidup sebagai putra Ibu Rada, dan itu akan menjadi identitasku sampai mati.
Kunti      : Bagaimana aku bisa menanggungnya. Anak-anakku sendiri nantinya akan saling membunuh. Bagaimana aku bisa melihatnya, bagaimana bisa akibat dari satu kesalahanku, terjadi hal yang begitu mengerikan. Apakah ini kau sebut adil, Nak. Tolong jawab aku, bagaimana bisa begitu?
Karna   : Bukankah kau kesini meminta pengakuan dariku, Ibu Ratu. Biarlah aku memberikannya padamu. Kau hanya perlu berkabung untuk kematian satu putramu saja. Aku tidak akan membunuh empat putramu yang lain. Hanya aku atau Arjuna yang akan bertarung sampai kematian menjemput kami. Jika aku mati di tangan Arjuna nantinya, kelima putramu pasti akan tetap hidup. Tapi jika Arjuna mati di tanganku, kelima putramu juga akan tetap hidup. Karena pada saat itu, aku akan memanggilmu sebagai ibu. Ini adalah janjiku, Ibu Ratu. Dan ini adalah pengakuanku untukmu.

Senin, 22 Juni 2015

APA ARTINYA CINTA

*Melly Goeslow

Poet
 
Awal dari ketidaksengajaanku memperhatikanmu
Yang tumbuh bersama setiap nafasku.
Tatapan mata yang telah meruntuhkan hatiku,
Senyum manis yang membuat jantungku berdebar,

Aku terus mencari dan menelusuri.
Setiap pijak langkah yang kau tinggalkan.
Kupastikan dan kuyakini bahwa aku menyukaimu.

Aku telah jatuh cinta padamu.
Tanpa kusadari cinta itu terus tumbuh di hatiku.
Rasa sayang dan cemburu yang teramat besar, yang tak pernah kurasakan sebelumnya dan yang tak pernah terjadi pada diriku ini.

Kaulah tempatku bersandar.
Kau telah menjadi tumpuan hidupku.
Kau telah menjadi impian dan harapanku.
Aku sungguh menginginkamu menjadi milikku.

Aku tahu apa yang akan terjadi terjadi pada diriku ini,
Jika saja kau pergi meninggalkanku dan tak pernah mengijinkan hatimu untuk memilikiku dan mencintaiku.

Aku yang mencintaimu, semoga kau sadari dan kau rasakan cinta yang tulus ini.
Yang lahir dari dasar lubuk jiwa.
Yang meronta-ronta membuthkan cinta dan kasih sayang dari seseorang sepertimu.

Aku yang akan selalu mencintaimu.
Aku yang akan selalu menjagamu.
Aku yang akan memahamimu.
Aku yang akan membuatmu bahagia.

Aku ingin akulah yang akan membutamu merasakan keindahan cinta.
Akulah yang akan kau pilih untuk menemani hidupmu.

Song
Tiba-tiba engkau ada
Kemudian engkau hadir
Laksana kerdil ku memeluk
Lihat aku lebih dalam

Di matamu ku melihat
Ada cinta yang tersirat
Sirami hati merebak

Barangkali aku salah
Ku terdiam bukan bisu
Tahu engkau besar malu
Tutupi rasa gelisah

Biar saja waktu nanti
Yang menikmati kisah ini
Bersamamu aku senang

Belum juga kah kau menyadarinya
Akulah yang pantas untuk kau cintai
Di bawah langit biru aku bersumpah
Diriku tanpamu apa artinya cinta

Arti cinta ini sudah menelan waktuku
Siang malam hanya untuk pikirkan engkau
Sejuta kali aku berani bersumpah
Diriku tanpamu apa artinya cinta

Biar saja waktu nanti
Yang menikmati kisah ini
Bersamamu aku senang

Belum juga kah kau menyadarinya
Akulah yang pantas untuk kau cintai
Di bawah langit biru aku bersumpah

Diriku tanpamu apa artinya cinta

CINTA YANG HILANG


*Melly Goeslow

—Poet—
Tersenyumlah saat kau mengingatku
Karena saat itu aku sangat merindukanmu
Dan menangislah saat kau merindukanku
Karena saat itu aku tak berada disampingmu

Tetapi pejamkanlah mata indahmu itu
Karena saat itu aku akan terasa ada didekatmu
Karena aku telah berada dihatimu untuk selamanya

Tak ada yang tersisa lagi untukku
Selain kenangan – kenangan yang indah bersamamu
Mata indah yang dengannya aku biasa melihat keindahan cinta
Mata indah yang dahulu adalah milikku
Kini semuanya terasa jauh meninggalkanku
Kehidupan terasa kosong tanpa keindahanmu
Hati cinta dan rinduku adalah milikmu
Cintamu takkan pernah membebaskanku
Bagaimana mungkin aku terbang mencari cinta yang lain
Saat sayap – sayapku telah patah karenamu
Cintamu akan tetap tinggal bersamaku
Hingga akhir hayatku dan setelah kematian
Hingga tangan tuhan akan menyatukan kita lagi

Betapapun hati telah terpikat pada sosok terang dalam kegelapan
Yang tengah menghidupkanku sinar redupku
Namun tak dapat menyinari dan menghangatkan perasaanku yang sesungguhnya
Aku tidak pernah bisa menemukan cinta yang lain selain cintamu
Karena mereka tak tertandingi oleh sosok dirimu dalam jiwaku
Kau takkan pernah terganti
Bagai pecahan logam mengekalkan
Kesunyian kesendirian dan kesedihanku
Kini aku telah kehilanganmu

—Song—
Hilang semua janji semua mimpi-mimpi indah
Hancur hati ini melihat semua ini
Lenyap telah lenyap kebahagiaan dihati
Ku hanya bisa menangisi semua ini
Hancur hati ini melihat kau telah pergi

Langit menjadi gelap berkelabu
Menyelimuti hatiku
Mengubah seluruh hidupku
Mengapa semua jadi begini perpisahan yang terjadi
Diantara kita berdua
Ku akan menanti sebuah keajaiban
Yang membuat kita bisa bersama kembali


Minggu, 21 Juni 2015

Dra Merdi Juretta Mursyam Apt, Plt Ketua TP PKK Kota Surabaya (2013-2015)



Sukses PKK, Keberhasilan Pemerintah

DARI sekian banyak Ketua TP PKK Kab/Kota di Jatim, mungkin hanya Kota Surabaya yang masih berstatus Pelaksana Tugas (Plt). Adalah Dra Merdi Juretta Mursyam Apt, mantan Wakil Ketua PKK Surabaya yang dalam kurun dua tahun terakhir didapuk sebagai Plt Ketua TP PKK Kota Surabaya. Bagaimana kiprah Juretta menahkodai PKK Surabaya dengan status Plt?

MUNDURNYA Wakil Walikota Surabaya, Bambang DH saat macung menjadi calon Gubernur Jatim pada Pilgub 2014 lalu, berdampak pada mundurnya sang istri, Dyah Katarina dari jabatan Ketua TP PKK Kota Surabaya. Sebagai gantinya, ditunjuklah Wakil Ketua PKK Surabaya Dra Merdi Juretta Mursyam Apt menjadi Plt yang akan melaksanakan tugas keseharian. Dan sejak 20 Juni 2013, Dra Merdi Juretta Mursyam Apt resmi menjabat menjadi Plt Ketua TP PKK Surabaya.
  Berkecimpung dalam kegiatan PKK memang bukan hal yang baru bagi Juretta. Sekitar 1987, ia mulai bersinggungan dengan organisasi ini di lingkup RT. Itu lantaran ayahnya ditunjuk sebagai Ketua RT di Kelurahan Ketabang, Genteng. Sedangkan suaminya, juga menjadi Ketua RW di tempat yang sama.
Setahun kemudian, ia mulai bergabung di TP PKK Kelurahan Ketabang. Disinilah peran Juretta sebagai kader PKK semakin diasah. Di tempat ini, secara fungsional  ia juga sempat ditunjuk untuk mengambil alih  tugas-tugas kegiatan PKK, lantaran ketua saat itu dinilai kurang berpengalaman. ‘’Tapi secara struktural, posisi ketua ya tetap istri lurah,’’ sergahnya saat ditemui di ruang kerjanya, medio Juni lalu.
Akhirnya, pada tahun 1997, Juretta beserta keluarga pindah ke Kelurahan Mojo Kec. Gubeng. Pada saat kepindahan inilah, ia mendapat instruksi dari Ketua TP PKK Kota Surabaya kala itu, Ny Sunarto Sumoprawiro untuk bergabung dalam TP PKK Kota Surabaya.
 “Waktu itu saya juga sempat bilang: lho PKK itu kan biasanya istri pejabat atau setidaknya mantan. Tapi saya siapa?’  Tapi beliau langsung jawab: justru itu..,  kebanyakan istri pejabat masuk PKK itu hanya karena suaminya menjabat, tapi jiwa mereka tidak ada di PKK,” kenang kader PKK yang telah mendapatkan penghargaan Adhi Bhakti Madya PKK pada tahun 2013 ini.
Maka, sejak itulah ia mulai berkecimpung di PKK Kota Surabaya, hingga saat ini.

Butuh Power
Kini, sudah dua tahun jabatan Plt diemban Juretta. Waktu yang lumayan panjang bagi jabatan Plt. Beruntungnya, selama kurun itu, Juretta mengaku tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam menjalankan tugas.
Satu-satunya kendala adalah ketika awal kali mengajukan sinergi program dengan SKPD atau instansi terkait.  Lantaran posisi ketua pengganti bukan istri pejabat (walikota atau wakil walikota), maka mereka tidak begitu memperhitungkan PKK. Ia pun kini bersyukur lantaran persoalan itu akhirnya terselesaikan.
“PKK itu organisasi kemasyarakatan, jadi masih butuh power. Itu bisa terjadi, jika ketua definitifnya adalah istri walikota atau yang ditunjuk dari kalangan birokrasi. Tanpa power, PKK tidak akan berjalan dengan baik.,” aku Juretta.
Yang perlu diapresiasi, kendati hingga saat ini belum ada figur ketua definitif, namun kegiatan TP PKK Kota Surabaya tetap bisa berjalan tanpa kendala yang berarti. Itu terbukti dari banyaknya capaian program  dan juga prestasi yang bisa diraih setiap tahun.
Lantaran keberhasilan itulah, posisi Juretta sebagai Plt Ketua TP PKK Kota Surabaya tetap dipertahankan, hingga kurun dua tahun ini.
“Lho, kenapa harus diganti? Kan nggak ada masalah. Kalau nggak ada masalah ya nggak perlu diganti. Ini kan justru terus berprestasi,” tutur Juretta menirukan pernyataan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini.
Bagi Juretta, sebagai mitra pemerintah, peran PKK memang sangat vital dalam mensukseskan program pemerintah. Kuncinya, adanya saling pengertian dengan instansi pemerintah, bahwa kebijakan apapun yang diambil merupakan bagian dari tugas mereka.
Menurut Juretta, saat ini, ada dua hal yang menjadi perhatian serius TP PKK Kota Surabaya, yakni, bidang pendidikan dan kesehatan.  Di  bidang pendidikan, jauh sebelum PKK Jatim membentuk Taman Posyandu tahun 2012, PKK Surabaya telah membentuk sedikitnya 842 Pos PAUD Terpadu (PPT). PPT tersebut merupakan keterpaduan dari program posyandu, PAUD, dan BKB bagi anak usia 2-4 tahun. Setelah gerakan 10.000 Taman Posyandu digalakkan provinsi, maka dilakukan penyempurnaan bagi setiap PPT dengan menambah pendidikan bagi anak usia 0-2 tahun.
Masih di bidang pendidikan, PKK juga melakukan penguatan bagi tenaga pendidik. Bersama Pemkot Surabaya, PKK telah memprogramkan pemberian beasiswa bagi pengajar PAUD untuk meningkatkan kualifikasinya menjadi berijazah strata satu (S1). Program ini telah dilakukan sejak tahun 2014.
Dalam bidang kesehatan, seperti halnya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan dan balita (AKB) dan pendampingan ibu hamil. Upaya ini bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Aliansi Pita Putih Indonesia (APPI). Dimana Juretta juga tercatat sebagai Ketua sejak tahun 2006 sampai sekarang.
“Kami sedikitnya tiga kali dalam seminggu melakukan pengecekan ibu hamil. Berapa banyak yang sudah bisa ditangani di tingkat kelurahan atau kecamatan. Selebihnya yang tidak tertangani kita ambil alih,” ujarnya. (ati,via)


Ladang Mencari Pahala

TIDAK ada istilah tua dalam kamus Juretta. Di usianya yang hampir menginjak 70 tahun, ia masih sangat aktif dan energik dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Tak jarang ia menyetir sendiri mobilnya untuk menghadiri berbagai kegiatan PKK, baik di dalam maupun luar kota. Termasuk berbagai kegiatan sosial yang diikutinya selain PKK.
    Bagi Juretta, kesempatan pengabdian ini ia niatkan sebagai ladang mencari pahala. Karena itu, ia selalu berupaya melakukan tugas dengan sebaik-baiknya dengan rasa tanggung jawab. Hal yang sama, juga selalu ia sampaikan dalam setiap kesempatan kepada kader PKK di Surabaya.
 “Saya selalu terkesan dengan soliditas dari teman-teman di TP PKK Kota yang notabenenya generasi sepuh, tapi semangat pengabdian mereka luar biasa,” pungkas apoteker berusia 68 tahun ini bangga.
Anak ketiga dari delapan bersaudara tersebut, selalu meyakini bahwa peran yang dijalaninya saat ini merupakan anugerah dari Tuhan. Salah satunya karena dirinya yang tidak memiliki latar belakang birokrasi tapi diberi kesempatan menjalani amanah sebagai Ketua TP PKK.
“Makanya saya sering diguyoni, Ketua TP PKK yang bukan istri bupati/walikota, dan bukan pejabat, tapi mantan anak bupati,” tutur Juretta diiringi tawa, sembari mengisahkan sang ayah yang pernah menjabat Bupati Tanjung Pinang,  Kepulauan Riau, tahun 1955-1959.  (ati,via)

BIODATA
Nama               : Dra Juretta Mursyam, Apt
TTL                 : Bukit Tinggi, 16 November 1947
Pendidikan      : S1 Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya
Suami              : Drs Mursyam, Apt
Anak               :
1.      DR ENG Febrikiyan Samopa, S.Kom,M.Kom
2.      Novry Brilian Hodda, SH, M.Km
3.      Era Brilian Ramadanti, S.Si, Apt
4.      Mardi Brilian Saleh, S.Kom
Pengalaman     :
1.      Ketua PKK RT tahun 1987
2.      Anggota TP PKK Kel Ketabang Kec Genteng tahun 1988
3.      Anggota Pokja IV TP PKK Kota Surabaya tahun 1998-2000
4.      Wakil Ketua Pokja IV TP PKK Kota Surabaya tahun 2000-2002
5.      Wakil Ketua II TP PKK Kota Surabaya tahun 2002-2010
6.      Wakil Ketua I TP PKK Kota Surabaya tahun 2010-2015
7.      Plt Ketua TP PKK Kota Surabaya 2013-2015
Organisasi       :
1.      Chartered President Organisasi Sosial Lions Club Surabaya Kencana tahun 1988
2.      Sekretaris  Gabungan Pengusaha Farmasi tahun 1996-2011
3.      Penasehat Gabungan Pengusaha Farmasi 2011-sekarang
4.      Ketua Ikatan Keluarga Sarjana Farmasi (Ikasfi) tahun 1996-1999
5.      Wakil Ketua Ikasfi 1999-sekarang
6.      Ketua Aliansi Pita Putih Indonesia Surabaya tahun 2006-sekarang

PRESTASI TP PKK KOTA SURABAYA
MASA BHAKTI 2010-2015

NO
TAHUN
PRESTASI
1.
2010
Terbaik II Pelaksana Posyandu Teladan Prov Jatim


Pelaksana Terbaik I Kesatuan Gerak PKK KB Kes Prov Jatim


Juara Pakarti Madya II Lomba Hatinya PKK Tingkat Nasional
2.
2011
Pakarti Madya II Tingkat Nasional Pemanfaatan Pekarangan HATINYA PKK


Pakarti Madya I Lomba Posyandu tingkat Nasional


Terbaik I Pelaksana terbaik Posyandu PKK KB Kes Prov Jatim


Juara III Lomba Pelaksana Terbaik 10 Program Pokok PKK tingkat Provinsi


Juara I Lomba Masak Ikan Prov Jatim Kategori Kudapan
3.
2012
Pakarti Madya I Tingkat Nasional  Pelaksana Terbaik Posyandu Kategori Kota


Pakarti Madya I Tingkat Nasional Lingkungan Bersih dan Sehat


Terbaik I Pelaksana Terbaik Lingkungan Bersih dan Sehat Prov Jatim Kategori Kota


Terbaik III Pelaksana 10 Program Pokok PPKK Prov Jatim


Juara III Kontes Kader Posyandu Peduli TAT Tingkat Nasional
4.
2013
Pakarti Utama I Tingkat Nasional Pelaksana Terbaik Lingkungan Bersih dan Sehat
5.
2014
Pakarti Utama II Tingkat Nasional Pelaksana Terbaik PHBS Kategori Kota
6.
2015
Terbaik Harapan I Pelaksana 10 Program Pokok PKK Prov Jatim

 Sumber: Data TP PKK Kota Surabaya, diolah