Rabu, 24 Desember 2014

Dusun Warurejo, Desa Kejapanan, Gempol, Pasuruan.

Impikan Ikon ‘Kampung Pia’ Jatim
            Kue pia atau bakpia identik dengan makanan khas Jogjakarta. Orang yang berwisata ke sana kerap membawa oleh-oleh tersebut. Namun di Jawa Timur pun ada kue pia yang tak kalah nikmatnya dibandingkan bakpia Jogjakarta. Tepatnya di Dusun Warurejo, Desa Kejapanan, Kecamatan Gembol, Kabupaten Pasuruan, yang menjadi kampung pia. Bakpia Warurejo tak hanya hadir dengan varian baru, tetapi mereka bertekad menyaingi ketenaran bakpia Jogjakarta.
            Sebuah plang yang cukup besar dengan tulisan ‘Kampung Pia’, terpampang jelas, di sebuah kawasan di wilayah Kecamatan Gempol. Tepatnya di sisi kiri jalan masuk arteri Porong dari arah Pandaan, atau tol Gempol-Pandaan. Dikatakan kampung pia, karena hampir setiap rumah memiliki usaha pembuatan pia (bakpia).
            Dusun Warurejo terbilang baru dalam usaha pia. Yakni sekitar awal tahun 2012, ketika warga sepakat untuk memasang plang kampung pia di hampir setiap jalan masuk dusun. Yana Andayani, salah satu produsen kue pia, menuturkan, usaha pembuatan pia merupakan salah satu sentra usaha yang digeluti mayoritas warga Warurejo.
            Selain itu, melalui usaha pia taraf perekonomian masyarakat Dusun Warurejo terangkat. “Kalau dulu ibu-ibu menganggur, sekarang sudah tidak lagi. Karena semua orang memiliki kesibukan. Ada yang buka usaha pia sendiri atau sekadar jadi pekerja melipat kardus, mencetak adonan, dan lain-lain,” kata Yana.
            Saat ini jumlah pengusaha pia di Warurejo mencapai 35 unit. Jumlah tersebut belum termasuk para pengusaha pia di luar Warurejo. Mereka umumnya adalah eks pekerja yang kemudian merintis usaha sendiri. Jumlah pekerja yang membantu setiap unit usaha bervariasi. Mulai dari yang hanya dikerjakan dengan anggota keluarga hingga usaha maju yang mempekerjakan hampir 30 orang.
            Dengan banyaknya tenaga kerja yang terserap, dusun yang dulu diakui sangat tertinggal mulai menunjukkan perbaikan. Kendati belum sepenuhnya optimal, akses jalan desa mulai diperbaiki melalui swadaya masyarakat. Hal yang paling menonjol, menurut Yana, adalah rumah-rumah warga yang mulai mentereng. Rumah dibangun menunjukkan penghasilan mereka mengalami peningkatan.
            “Ke depan saya ingin kampung ini dikenal sebagai sentra kuliner pia menyaingi bakpia pathok Jogjakarta. Karena pada akhirnya akan berimbas pada kesejahteraan masyarakat desa juga,” ujar Yana. Dia ingin Warurejo menjadi kampung pia yang bisa menjadi salah satu ikon kue di Jawa Timur.
            Sedangkan Yana sendiri, mengawali usaha dari hobi, namun dia terbilang sukses mengelola usaha yang dipelajarinya secara otodidak. Bahkan kebiasaan tersebut berlanjut setelah dirinya berkeluarga dan memiliki anak. Bisa dibilang Yana Andayanilah pelopor usaha pia di Dusun Warurejo.

Raup Laba Rp 30 Juta
            Kini, dengan dibantu 22 orang pekerja, dalam sehari Yana melayani pesanan hingga 20.000 biji kue pia. Dari jumlah tersebut sedikitnya Yana mengantongi pemasukan hingga Rp 300 juta setiap bulan. Dengan keuntungan sekitar 10% dari laba yakni sebesar Rp 30 juta perbulan.
            “Dulu waktu awal merintis usaha, seminggu hanya 20 kotak isi 10 biji. Kalau bisa dapat pesanan 50 kotak seminggu saja, itu sudah bagus banget,” ujar Yana. Sebelumnya, Yana menjajakan dagangannya ke toko-toko di sekitar rumahnya. Namun kesibukan setelah melahirkan anak kedua, membuatnya sempat menghentikan aktivitas tersebut. Baru tahun 1999, dia bersama suami berinisiatif membuka kembali usaha pia itu.
            Mengenai kompetitor usaha, Yana berpikir cukup lama. Menurutnya, sejauh ini usaha pia cukup stabil. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan masih dalam masa jaya. Hal itu selain karena rasa, pia juga menjadi pilihan yang pas sebagai oleh-oleh maupun hidangan. Terutama pada musim hajatan atau liburan panjang. Bahkan di saat sepi hajatan, Yana masih kerap menerima pesanan sedikitnya 2.000 biji perhari.
            Meski begitu, Yana juga tidak menampik jika suatu ketika pia juga akan mengalami kemunduran peminat di pasaran. Oleh karena itu, dirinya mendorong teman sesama pengusaha aktif melakukan inovasi. Seperti saat ini, jika umumnya kue pia berisi kacang hijau, dia mencoba varian baru dengan isi pisang, coklat, keju, stroberi dan lain-lain.
            Tak hanya berinovasi pada produk, Yana melalui Paguyuban Pengusaha Pia juga kerap mengikuti pelatihan usaha dari berbagai instansi. Tujuannya jika kemudian hari usaha pia mengalami kelesuan, para pengusaha tidak patah arang. Karena telah dibekali dengan berbagai keterampilan usaha.
            Soal promosi, Yana berpegang penuh pada desain kotak makanan dan rasa dari pia buatannya. Bahkan pemasangan plang kampung pia pun diakuinya tidak berpengaruh secara signifikan. Sebab, para pengusaha umumnya memiliki area pemasaran sendiri. Seperti Mojokerto, Surabaya Jombang, Pasuruan, hingga Trenggalek.
            “Kalau untuk pengembangan usaha, kita sih inginnya di sini ada koperasi. Entah nanti untuk bantuan tambahan modal, atau suplai bahan pokok kue pia. Barangkali kalau ada koperasi bisa lebih murah,” ujar Yana. (hay, uul)

BIODATA     
Nama             : Yana Andayani, SPd
Jabatan         : Ketua Paguyuban Kembang Waru
TTL                  : Malang, 19 September 1973
Pendidikan   : S1 IKIP Malang
Suami                        : Hariyanto
Anak              : 1. Afif Irfan Ahmad
                          2. Ahmad Fauzan Arif
                          3. Muhammad Alfaridzi
                          4. Mutia Ramadhani
Alamat           : Pia Karomah, Dusun Warurejo Gg Anggrek, Kejapanan, Gempol, Kab Pasuruan.




INFRASTRUKTUR BELUM OPTIMAL
            Tak hanya Yana, perubahan besar juga dirasakan Sutiyan Istiyanto, Kepala Dusun Warurejo. Pria kelahiran Sidoarjo yang berpindah domisili ke wilayah Kabupaten Pasuruan pada 1998, mengaku, saat itu Dusun Warurejo bisa dikatakan masih tertinggal. Contoh ironis adalah tidak adanya sarana mandi, cuci, dan kakus (MCK) yang memadai bagi masyarakat.
            “Dulu sebelum ada usaha pia, beli tanah saja kesulitan. Sekarang banyak ‘bos-bos pia’ (pengusaha kue pia, red) dan status sosial masyarakat sudah naik. Pembelian tanah baik untuk tempat usaha maupun rumah juga meningkat,” ujar Sutiyan.
            Perubahan terbesar yang terjadi tentu saja di bidang perekonomian. Jika dulu banyak pengangguran, kini Sutiyan justru kerepotan memenuhi permintaan warga mencarikan tambahan pekerja. Tenaga dari dalam dusun sudah semakin jarang, sehingga pilihannya adalah mencari di luar dusun hingga dari luar kota. “Kalau dulu ya kita utamakan masyarakat sekitar. Sekarang sudah nggak mencukupi, ya akhirnya mendatangkan tenaga dari luar,” tutur Sutiyan.
            Tak hanya terserap sebagai pekerja di usaha pia, beberapa orang yang memiliki kelebihan modal pun membuka usaha peracangan. Menjadi pemasok bahan baku bagi para pengusaha pia.
            Perihal posisinya sebagai Kasun, Sutiyan mengaku terus berupaya memberikan dukungan terhadap pengembangan usaha pia di Dusun Warurejo. Di antaranya dengan memberikan akses bagi para pengusaha yang tergabung dalam paguyuban. Seperti pengajuan bantuan pada pemerintah daerah Kabupaten Pasuruan, atau instansi terkait.
            Namun, Sutiyan juga masih mengeluhkan akses jalan yang kurang optimal dari dan menuju Dusun Warurejo. Di beberapa sudut jalan dusun masih kerap mengalami genangan air dan becek pada musim hujan. Padahal, letak Dusun Warurejo yang berada tepat di sisi tol Gempol-Pandaan, kerap menjadi rute alternatif kendaraan guna menghindari kemacetan. 
            “Bagaimana pun, masyarakat sudah berusaha meningkatkan taraf hidupnya dengan membuka lapangan pekerjaan. Jadi untuk akses jalan itu yang kami harapkan bisa diperbaiki,” ujar Sutiyan menyampaikan harapannya pada pemerintahan daerah. (hay, uul)

DATA DUSUN
Kepala Dusun          : Sutiyan Istiyanto
Jumlah Penduduk  : 1200 jiwa (250 KK, penduduk tambahan eks Lapindo 50 KK)
Luas Dusun              : 250 ha
Batas Wilayah         :
            -Barat                        : Dsn Raos, Desa Carat
            -Timur           : Dsn Ngasem, Desa Kejapanan
            -Selatan         : Dsn Bandulan, Desa Kejapanan
            -Utara            : Dsn Kauman Baru, Desa Gempol

BIODATA
Nama             : Sutiyan Istiyanto
TTL                  : Sidoarjo, 1 Februari 1969
Istri                 : Ny Nur Hanik
Anak              : 1. M. Setiawan Nur Masriadi
                          2. Maseha Ahmad Firmansyah
Jabatan         : Kasun Warurejo


3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Maaf bu apakah afa lowongan pekerjaan saya anak probolinggo...pnya pengalaman d pia selama 2 tahun d area malang bila ada lowongan mojon infonya no hp:08563117531

    BalasHapus
  3. Maaf bu/bapak apakah ada lowongan pekerjaan untuk saya di home industri anda...saya anak probolinggo.pnya pengalaman di home industri pia d malang..bila ada mohon infonya pak bu


    Wa:085 631 175 32

    BalasHapus