Senin, 23 November 2015

DRS H SATRIJO WIWEKO MT


DRS H SATRIJO WIWEKO MT, Direktur Sahabat Lingkungan
PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS RUMAH TANGGA
Pengelolaan sampah bila hanya dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan “Bom Waktu“. Perlu biaya mahal dan lahan yang luas. Sehingga strategi termudah dan langkah dini adalah dengan peningkatan peran serta masyarakat pada pengelolaan sampah. Hal itu setidaknya pandangan yang terlontar dari DRS H Satrijo Wiweko MT, Direktur Sahabat Lingkungan Surabaya.

            Masalah sampah dapat menjadi ancaman bagi kota-kota yang tidak serius dalam hal pengelolaannya. Bahkan bisa berdampak pada bencana lingkungan dan kemanusiaan. Tahun 2005, tepatnya pada tanggal 21 Februari di daerah Leuwigajah Bandung terjadi ledakan dan longsoran sampah yang mengakibatkan 142 orang tewas, puluhan orang luka-luka dan rumah rusak tertimbun longsoran sampah. Hal itu yang kini dipengati sebagai Hari Sampah Nasional.
Menurut Satrijo Wiweko, Sejauh ini belum adanya pemilahan sampah terkait dengan terbatasnya kemampuan finansial pemerintah. Retribusi sampah tidak pernah sebanding dengan biaya yang dibutuhkan untuk pengelolaannya. Pengolahan sampah versi Pemda berhenti pada proses penampungan di tempat pembuangan sementara (TPS), kemudian menimbunnya di tempat pembuangan akhir (TPA). Padahal, lahan TPA makin lama kian langka. TPA terasa makin sempit dengan bertambahnya volume limbah. Belum lagi protes penduduk sekitar yang merasa dicemari bau tak sedap dan air lindi (cairan yang dihasilkan sisa air hujan pada timbunan sampah) yang masuk ke tambak air sumur milik penduduk.
Permasalahan sampah menjadi semakin kompleks dengan minimnya keterlibatan dan kepedulian masyarakat. Selama ini masyarakat mempunyai konsep pemahaman yang salah bahwa managemen pengelolaan dan pemanfaatan sampah hanya tugas dan tanggung jawab pemerintah. Padahal masyarakat sendiri adalah produsen utama sampah. Sehingga penting sekali adanya reformasi global terhadap konsep pemahaman masyarakat tentang sampah yang berdaya-guna dan dapat bernilai ekonomis tinggi. Melalui keterlibatan dan kerjasama dari masyarakat dengan berbagai pihak terkait, managemen pengelolaan dan pemanfaatan sampah terpadu di perkotaan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.
Dalam upaya pemecahan masalah sampah berbasis masyarakat bisa dengan cara pemilahan, pemanfaatan sampah untuk kompos, dan usaha daur ulang sampah. Atau yang sekarang kita kenal dengan prinsip 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle),” tegas Satrijo.
Kaitannya dengan Reuse (penggunaan kembali barang yang masih bisa difungsikan) lanjut Satrijo, masyarakat perlu mencontoh pola pemilahan sampah yang dilakukan pemulung. Meskipun keberadaan pemulung sering diabaikan, mereka berperan dalam proses yang penting dalam pemanfaatan sampah lebih lanjut. Proses yang dilakukan pemulung adalah proses pemilihan sampah, dari semula yang masih campur, dipisahkan dan diambil yang bisa digunakan. Tidak sekedar pola pemindahan sampah seperti yang selama ini kerap dilakukan masyarakat.
Sementara proses composting (Pembuatan Kompos), menurut Satrijo, merupakan salah satu langkah yang dinilai dapat mengurangi kuantitas sampah, terutama sampah organik (Reduce). Proses tersebut mudah dan murah, namun jika dilakukan dengan konsep pembuatan yang baik serta standarisasi, kompos akan mempunyai nilai jual yang tinggi. Di mulai dari pengelolaan dan pemanfaatan sampah menjadi kompos dalam lingkup yang kecil, rumah tangga kemudian ke TPS dan terakhir ke TPA.
”Proses seperti ini yang membedakan pengolahan sampah di Indonesia dengan negara maju. Di Jepang misalnya, masyarakat sudah memisahkan jenis sampah mulai dari tempat pembuangan pertama,” tegas pria paruh baya yang kini tengah mengambil studi S3 ilmu lingkungan Universitas Brawijaya tersebut.
Lantas bagaimana dengan sampah yang tidak bisa terurai, atau jikapun terurai membutuhkan waktu yang cukup lama? Beberapa bahan dari plastik, nilon, atau sterofoam misalnya. Dalam hal ini, Satrijo menjelaskan, maka perlu dilakukan upaya Recycle, atau mendaur ulang sampah menjadi barang lain yang bisa difungsikan. Telah banyak contoh pengolahan limbah yang kemudian menghasilkan barang jadi lain yang tidak hanya berfungsi, tapi juga mendatangkan rupiah. Tas dari bungkus mie instan, keset dari limbah kain perca, atau bahkan bungkus minyak goreng yang ‘disulap’ menjadi pengganti polibag.
”Jika kita peduli, mulai sekarang lakukan pemilahan sampah basah, organik-kering, dan anorganik. Karena pemilahan sampah mulai dari sumbernya akan memudahkan pengolahan sampah selanjutnya. Jika cara ini kita lakukan, maka tidak akan ada lagi permasalahan tentang sampah khususnya di perkotaan yang tidak terselesaikan,” pungkas Satrijo yakin. (ati)



BIODATA

Nama                          :           DRS. H. SATRIJO WIWEKO MT.
Jabatan                        :           Direktur Eksekutif Sahabat Lingkungan
Alamat                                    :           Perumahan Magersari Indah, Jl. Apel 49-51 Mojokerto.
No. Hp.                        :           08123286130
Telp. Fax.                     :           0321 382845.
Pendidikan                  :          
·         Mahasiswa S3 ilmu lingkungan Universitas Brawijaya
·         S2 – Teknik Lingkungan ITS Surabaya
·         S1 – Biologi Lingkungan Universitas Airlangga Surabaya     
Kegiatan Kursus          :
·         Kursus Amdal Tipe A, B dan C
·         Kursus ISO 14000
·         Kursus UKL – UPL
·         Kursus Limbah B3
·         Kursus Audit Lingkungan
·         Kursus Limbah Rumah sakit
·         Kursus Produksi Bersih
·         Kursus Pencemaran udara
·         Kursus Pengambilan Sampel Air
·         Kursus Pengelolaan Sampah.
Nara Sumber               :
·         Kegiatan Lingkungan Malaysia, Singapura,  Indonesia dan    
·         Kegiatan interaktif di TVRI, RCTI, JTV, ANTV, SCTV, Indosiar, SS FM, Maja FM dan Radar Mojokerto.
Pengalaman Kerja      :
·         PPLH Seloliman Trawas, Pollution Control Implementation (PCI Project) Aus AID
·         Swisscontact Aus AID Project – SDC
·         BEJIS Project Aus AID
·         Dosen Pasca Sarjana S2 ITATS
Penghargaan               :
·         Peraih Radar Mojokerto Award Jawa Pos Bidang Lingkungan 2005
·         Peraih Delta FM Award Surabaya Bidang LH 2005
Organisasi                   :
·         Tim Penilai Nasional Adipura 2004 – Sekarang
·         Sekjen Kapal Jatim
·         Anggota Dewan Lingkungan Hidup Jawa Timur
·         Pembina PPLH Seloliman Trawas
·         Direktur Sekolah Alam Islami PG dan TK Kiblat Moqjokerto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar