Senin, 08 Februari 2016

Waskito Budi Prayitno, Humas PPDI Prov Jatim


PAHAMI KAMI BUKAN DIKASIHANI
Apa yang terlintas dalam benak kita kala melihat seorang disabilitas? Ketidakberuntungan, ketidak berdayaan, dan rasa kasihan. Tapi pernahkah terpikir bahwa bukan rasa kasihan yang mereka minta? Ya, mereka hanya butuh dipahami bahwa mereka ada dengan segala kelebihan ditengah ‘keistimewaan’ yang mereka sandang.
Jalannya sedikit melompat di setiap langkahnya. Sesekali ia nampak berhenti mengambil nafas, sembari membetulkan posisi penyangga yang diapit di lengan kanannya. Adalah Waskito Budi Prayitno, salah seorang penyandang disabilitas akibat penyakit polio yang menyerangnya kala masih balita. Akibat penyakit tersebut, kaki kanannya tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Sehingga untuk berjalan dan beraktifitas, kerja kakinya harus tergantikan dengan tongkat penyangga.
Namun ditengah ketidakberuntungan yang dialaminya, Waskito-panggilannya tak kehilangan alasan untuk keceriaan hidupnya. Ditemui usai acara Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional 2015, di Halaman Kantor Dinas Sosial Prov Jatim, Kamis 17 Deseber 2015, ia berbaur dengan penuh canda tawa bersama para tamu undangan yang hadir. Tak jarang, ia saling melempar guyonan sembari menantikan pengumuman pemenang doorprize yang disediakan panitia hari itu.
“Saya mungkin punya kekurangan, tapi saya tidak merasa bermasalah dengan itu. Saya punya keluarga, istri, anak, pekerjaan. Semuanya berjalan baik, dan saya bersyukur atas hal itu,” ujar Waskito tetap penuh syukur.
Waskito menilai, setiap orang memiliki kelebihannya masing-masing. Terlepas apakah seseorang memiliki kekurangan fisik, Tuhan pasti memberikan kelebihan di sisi yang lain. Tidak sedikit bukti, bahwa penyandang disabilitas pun bisa memiliki prestasi yang luar biasa. Ludwig Van Beethoven seorang komponis musik terkenal dari Jerman seorang tunarungu. Hellen Keller, seorang politikus handalAmerika, kendati ia tunarungu dan tunawicara sejak bayi.
Karenanya , Waskita tidak merasa bahwa keterbatasan yang dimilikinya menjadi alasan baginya untuk tidak berkarya. Akan selalu ada hal-hal yang bisa dilakukannya untuk menjadi lebih berarti bagi dirinya sendiri maupun masyarakat. Saat ini, ia bahkan juga aktif dalam kegiatan sosial Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Prov Jatim. Melalui kegiatan ini, ia berharap bisa memfasilitasi semua orang yang memiliki keterbatasan diri sepertinya tetap bisa memperoleh ruang untuk bisa membuktikan kemampuannya.
“Kami para penyandang disabilitas tidak butuh dikasihani. Apakah semua disabilitas akan diajarkan mengasihani diri dan bermental peminta-minta. Tidak, kami hanya butuh diberikan ruang, difasilitasi sebagaimana kebutuhan kami. Karena kami juga bagian dari masyarakat,” jelas Waskita.
Itulah sebabnya dalam kesempatan tersebut, ia berharap bahwa pemerintah lebih peduli terhadap penyandang disabilitas. Bukan sekedar memberikannya bantuan materiil tapi lebih pada penyetaraan akses bagi disabilitas. Ayah tiga anak ini menjelaskan, bahwa saat ini akses pelayanan sosial bagi penyandang disabilitas masih jauh dari kata cukup. Ia mencontohkan pada angkutan umum misalnya, penyandang disabilitas hanya bisa jadi penonton tanpa bisa menjadi bagian dari sarana tersebut. Belum lagi fasilitas umum yang masih sangat jarang yang menerapkan fasilitas khusus bagi penyandang disabilitas.
“Hal ini yang saya kira merupakan PR besar pemerintah yang harus segera dilakukan. Ingat, kami juga bagian dari masyarakat, kami punya kemampuan ditengah ketidak beruntungan kami. Tinggal apakah kami diberikan ruang yang memadai atau tidak untuk membuktikan diri,” pungkas Waskito penuh semangat. (hay)


BIODATA
Nama  : Waskito Budi Prayitno
TTL      : Solo, 30 September 1960
Alamat            : Kedundung Indah Mojokerto
Istri      : Nanik
Anak    :
1.      Widya
2.      Ariani
3.      Budi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar