Aku tidak tahu, dimasa mendatang apakah aku akan
dikenang atau tidak. Kalaupun dikenang seperti apakah orang akan menilai peran
yang kujalani. Tapi hal itu tak lagi penting bagiku. Bheesma Yang Agung benar,
kemalanganku telah menjadi kemalangan seluruh masyarakat. Kemenangan kalian
sudah digariskan, karena itu pimpinlah masyarakat dengan segenap keagungan yang
lahir bersama doa dari kelahiran kalian.
Yudhistira, pribadi surgawimu akan menjadi jalan
terang bagi masyarakat. Ketahuilah, harga yang dibayar oleh generasi ini
teramat mahal. Karenanya tugasmu bukan saja memimpin masyarakat baru tersebut.
Lebih dari itu, dipundakmu terbebankan tugas membawa mereka mencapai keadilan. Sesuatu
yang menjadi landasan perang besar ini dianggap jalan mencapai dharma.
Bheema, kau yang terkuat. Kekuatan penyangga kebesaran
Hastinapura. Sejarah besar terukir dari keteguhan dan tekadmu yang tak
tergantikan. Seperti angin, tak ada hal yang bisa mencegah langkahmu. Sepanjang
kisah kau menanm kebencian untukku, tapi di langkah terakhirku benci itu
tercerabut hingga dari akarnya. Apa yang akan lebih kubanggakan daripada itu
adikku? Tuntaskan tugasmu, tunaikan sumpahmu, lalu beri kebahagiaan untuk
dinastimu.
Arjuna, adikku tersayang. Nasib apa yang menjalin kita
berdua. Kau layaknya cerminan diriku, yang nyaris kulihat sebagai kutukan. Kau
tahu, kakakmu ini tak pernah mendapatkan tempat bahkan di sisi orang-orang yang
dikasihinya. Dan entah bagaimana caranya kulepas duka dihatimu atas kematianku.
Nasib aneh kita berdua telah menyisakan luka yang teramat dalam dihati dinasti
kita.
Arjuna, berdukalah untukku. Dukamu adalah kasih yang
melepas dosa kehidupanku. Tapi tetaplah hidup untukku, layaknya pertapa
ambillah tempatku dan biarkan jiwaku bersemayam dalam dirimu. Jalani segenap
dharma yang tak sempat kuukir di hidupku. Biarkan ibu melihatku dalam dirimu.
Katakan padanya, Suryaputra anaknya tidak pernah mati. Jadilah lambang kejayaan
bagi kerajaan yang dipimpin kakakmu.
Nakul dan Sahadev, permata kecil keluargaku. Seperti
kelahiran kalian yang menghapus luka. Jadilah sungai yang terus mengalir tanpa
kering. Sejukkan hati dinasti yang telah menanggung duka karena kekejian yang
mengakar ini.
Ibu, aku tidak bisa menyangkal aku marah akan
kelahiranku. Juga keputusan melapasku dari ayunanmu. Hidupku dipenuhi dengan
kedewaan ayahku, tapi penderitaan menjadi warna dari pilihanmu. Namun apalagi
yang bisa kuminta, cinta yang tertanam dari doa kelahiranku membuatku selalu
berakhir di kakimu. Kini, bersama dengan dharma bhakti yang tak tuntas
kutitipkan salam rindu untukmu. Kenanglah aku sebagai putramu. Kurasa itu cukup
membayar semua deritaku selama ini.
Karna hidup di jaman jahiliyahnya India teramat sulit dirinya mengungkapkebeneran dan membuat kebenaran tanpa kemunafikan seperti halnya Sri Krishna dan Dewa Indra arau Para Pandawa juga Ibu Kunti merekalah P3ndosa dan merwkalah Para Pendusta yg membenarkan berbuat dholim dgn keberpihakan. Karna memiliki sifat berqkhlak mulia dan berbudi luhur seperti Para Nabi.
BalasHapusKaena memiliki sifat seperti Para Nabi memiliki akhkak mukia berbudi luhur
BalasHapusTerlepas dari aspek kebenaran keberadaan kisahnya. Dilematis yang dialami tokoh Karna memiliki banyak aspek edukatif. ^_^
BalasHapus