Kamis, 18 Juli 2013

PELAJARAN DARI SANG ARA

“Sesuatu yang tak membunuhmu hanya akan membuatmu lebih kuat.” (Nietzsche)
Pernah mendengar kisah tentang pohon ara? Pohon ini banyak tumbuh di kawasan Timur Tengah, batangnya besar dan buahnya bisa dimakan. Dahulu buah dari pohon ara menjadi salah satu komoditi perdagangan besar selain anggur di Israel. Bahkan dikisahkan pemerintah kala itu menetapkan undang-undang yang sangat ketat terhadap para petani pohon ara.
Namun kita tidak sedang ingin membicarakan bagaimana pohon ini bisa menjadi komoditas utama masyarakat kala itu. Ada yang jauh lebih mencengangkan jika kita melihat bagaimana pohon Ara ditanam, dan akhirnya tumbuh. Hampir di setiap pohon ara akan kita temui sebuah batu.
Batu yang besar itu sengaja diletakkan oleh penanamnya menindih benih pohon ara. Mereka melakukan itu sehingga benih itu tersembunyi terhadap hembusan angin dan dari mata segala hewan. Sampai beberapa waktu kemudian benih itu akan berakar, semakin banyak dan semakin kuat. Walau tidak tampak kehidupan di atas permukaannya, tetapi di bawah, akarnya terus menjalar.
Setelah dirasa cukup barulah tunasnya akan muncul perlahan. Pohon ara itu akan tumbuh semakin besar dan kuat hingga akhirnya akan sanggup menggulingkan batu yang menindihnya. Sebuah perumpamaan tentang kerja keras meraih kesuksesan.
“Keberuntungan cenderung berpihak kepada orang yang rajin.” B-Comm
Perjalanan tumbuhnya sebuah pohon Ara untuk hidup seolah menjadi peringatan bahwa batu yang pernah menindih benih pohon ara tidak akan membinasakannya. Justru benih yang tertindih batu itu menjadi pohon besar yang mampu menaungi segala mahluk yang berlindung dari terik matahari yang membakar.
Jika suatu saat di dalam masa-masa hidup, kita merasakan terhimpit suatu beban yang sangat berat ingatlah pelajaran tentang batu dan pohon ara itu. Segala kesulitan yang menindihmu, sebenarnya merupakan sebuah kesempatan baik bagimu untuk berakar, semakin kuat, bertumbuh dan akhirnya tampil sebagai pemenang.
Belum ada hingga saat ini benih pohon ara yang mati tertindih oleh bebatuan. Jadi jika benih pohon ara yang demikian kecil saja diberikan kekuatan oleh Sang Khalik untuk dapat menyingkirkan batu di atasnya, bagaimana dengan kita? Tuhan bahkan sudah menanamkan keilahian-Nya pada diri kita. Menjadikan kita,manusia dengan kesempurnaa yang jauh melebihi segala mahluk di muka bumi. Sehingga kita menjadi bijak dan tidak dipermainkan oleh hidup. Karena memang kita ditakdirkan menjadi tuan atas hidup kita.
Kalau ada kesulitan yang membuat sulit bertumbuh keatas, jadilah berakar. Maka suatu saat batu besar yang menindih akan terguling dengan sendirinya !.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar