Senin, 03 Agustus 2015

Karna : Menuju Pembebasan (2)


Aku selalu memegang teguh kebenaran yang kuyakini. Menjadikan itu sebagai dharma menjalani kehidupanku yang selalu berkubang dalam ketidakbenaran. Namun, akupun tak sepenuhnya beruntung dikendalikan oleh kebenaran itu sendiri. Sehingga hidupku terikat pada dharma yang kubaktikan untuk jalan yang tak sepenuhnya benar.
Adikku, jika untuk ketidakbenaran itu aku harus menumpahkan darahku, maka seperti janjimu, tunaikan itu melalui tanganmu. Tanganyang juga akan membawakan kendi pemujaan dai upacara terakhirku. Satu-satunya tangan yang pernah dengan kemarahan mencuci kakiku.

Khrisna               : Pengetahuan yang dikumpulkan dengan menjauhi etika, selalu meninggalkan Pria disaat krisis. Ini bukan kutukan Bagwan Parasurama, Raja Angga. Tetapi hukum alam.
Karna                  : Tetapi aku sudah terlibat tanpa kenal lelah pada apapun kecuali kerja keras untuk mendapatkan pengetahuan, Basudev. Lalu bagaimana aku bisa melupakan pengetahuanku?
Khrisna               : Kenapa kamu mencoba untuk mendapatkan pengetahuan, Raja Angga? Apakah kamu mengerti pentingnya pengetahuan? Selagi mencapai pengetahuan apakah kamu berkeinginan untuk berguna di masyarakat? atau kau mencapai pengetahuan hanya untuk meminta balas dendam dari penghinaanmu? Kebenarannya, untuk mendapatkan pengetahuan seseorang tidak perlu terlibat dalam kerja keras. Cukup dengan konsentrasi dan dedikasi. Pengetahuan bukanlah kualitas tidak mudah dari jiwa dan kamu itu pintar. Kamu bilang aku selagi mencapai pengetahuan kenapa pikiran tidak dapat fokus?
                           Ketika seorang pria dianggap mengerti pengetahuan dan untuk mendapatkan sesuatu dia mempersiapkan untuk mendapatkan pengetahuan. Ketika mendapatkannya dia tidak dapat menenangkan pikirannya. Pengetahuan tidak dapat menjadi kualitas jiwanya. Seperti warna, ia bukanlah kualitas alami dari pakaian. Itulah kenapa warna tersamar dalam matahari. Sesorang yang mendapatkan pengetahuan dengan mengerti nilai dari suatu kesatuan yang tidak ternilai, hebat dalam bidangnya. Bagaimanapun seseorang yang mendapatkan pengetahuan dengan tujuan untuk mendapatkan sesuatu tetap bersaing sepanjang hidupnya untuk membuktikan dirinya hebat. Bagaimanapun dia tidak akan pernah hebat. Kamu juga mendapatkan pengetahuan dengan maksud walaupun memiliki perlindungan dari Yang Maha Kuasa kau tidak dapat menenangkan pikiranmu. Kau tetap bersaing dengan Arjuna yang sudah jauh. (*) Maksudmu untuk mendapatkan pengetahuan tidaklah benar jadi kamu terikat untuk melupakan pengetahuan. Kau tidak pernah mendapatkannya, Raja Angga.

(aku akan kembali. Tetapi biarkan aku meyakinkanmu, kalau aku akan kembali sebagai pemanah terhebat di India. Dan aku akan lebih hebat dari semua muridmu.

Karna                  : Kenapa aku belum hebat, Basudev? Kenapa aku berkompromi dengan hidupku? Soaialitasi ini selalu menghancurkan kemungkinanku. Ini tidak memberikanku hormat pada kekuatanku. Tidak menerima mimpiku. Selalu menghinaku dengan memanggilku anak kusir. Kemungkinan yang diberikan oleh-Nya dalh hak manusia, Basudev. Lalu kenapa masyarakat ini mengasingkan seseorang dari haknya?
Khrisna               : Itu adalah kejahatan yang serius, Radheya. Mendiskriminasi orang berdasarkan kasta dan kepercayaan, berdasarkan keyakinan yang salah, membuat seseorang diasaingkan dari masyarakat, dari tujuan yang benar, harta atau kehormatan, benar-benar terhadap kebenaran.
Karna                  : Lalu kenapa aku disalahkan, Basudev? Jika ketidakpuasan terlahir padaku, jika aku mampu, dan jika aku mencoba mendapatkan hakku dengan kekuatan, lalu apakah aku melakukan kesalahan, Basudev?
Khrisna               : Ada suatu waktu, Raja Angga, ketika anak dari Kritavirya, Kritavirya Arjuna, seorang Raja Kesatria telah membunuh petapa hebat Jamadagni. Apakah kamu tahu apa yang anak petapa tersebut lakukan? Meskipun menderita dia bermeditasi, kenapa ayahnya, sang petapa hebat terbunuh. Dia ingin tahu dimana ketidak benaran berkembang. Dia lupa akan penderitaannya. Mengambil penderitaannya dari seluruh masyarakat dan dengan menghancurkan semua ketidakbenaran Ksatria dia mensucikan seluruh wilayah Arya. Karena dia telah mendapatkan mantar ini dari hidupnya. Dia berada di neraka hanya bertekad balas dendam, dia mungkin tidak dipanggil Baghwan Parasurama hari ini.
                           Ya, Radheya. Kesedihan dan penghinaan yang kamu alami adalah nyata. Bagaimana[un kalau mengubah itu menjadi tujuan lalu masyarakat akan mengambil keuntungan dari itu dan kamu akan menjadi makmur juga. Jika dasar dari manusia yang kuat sepertimu dapat diperoleh oleh orang-orang yang telah dirugikan lalu kehidupan dari banyak orang akan menjadi bahagia. Kamu memiliki kemungkinan, kamu memiliki kemampuan, dan kamu tahu seperti apa rasanya penderitaan, tapi kamu tidak mendedikasikan hidupmu kepada orang-orang. Kamu mendedikasikan hidupmu pada Duryodhana! Dia tidak memiliki apa-apa selain ketidakbenaran di pihaknya. Lihatlah situasimu sekarang! Kamu tetap mendukung Duryodhana. Kamu menjadi bagian dari dosa membuka pakaian Panchali. Kamu tidak dapat menghargai Ibumu. Kamu membunuh dua putra dari saudaramu sendiri. Dan hari ini dengan kehilangan kebenaranmu, pengatahuanmu, dan kepuasanmu kamu disiapkan untuk mati ditangan saudara termudamu.
Karna                  : Kamu benar, Basudev! Tapi aku tidak dapat melupakan kebaikan temanku Duryodhana.
Khrisna               : Kebaikan apa, Radheya? Setelah menjadi teman Duryodhana, apakah semua kusir dan orang Hastinapura yang dirugikan haknya diberi kesempatan mendapatkan pengetahuan? Apakah dia mengambil komunitas dari perbuatan berani dan merugikan? Tidak. Tidak, Radheya! Dia menjadi temanmu hanya untuk keuntungannya sendiri. Semangat bersaingmu untuk melawan Arjuna adalah alasan kenapa dia berteman denganmu. Kamu lupa akan kesengsaraanmu dan mengambil itu dari masyarakatmu. Kamu mungkin sudah tahu kebenaran dari pertemanan palsu Duryodhana. Jika duryodhana mempunyai sedikit saja kaebaikan untukmu, lalu dengan perantaranya kamu dapat menolong kerugian dari dunia. Kebenarannya adalah kamu dapat membebaskan dia dari semua ketidakbenaran dan kejahatan. Bagaimanapu kamu tidak pernah tahu kebenaran ini. Kebenarannya adalah semua kebaikan yang telah dilakukan untukmu tidak berarti.
Karna                  : Seluruh hidupku aku telah terlibat dalam amal dengan yang dirugikan dan malang, Basudev. Aku tidak pernah menyimpan apapun
Khrisna               : Manfaat sejati dari membagikan kekayaan pergi ke orang yang terlibat dalam amal bukan kepada yang menerima. Sudahkah kamu menggunakan kemampuanmu untuk membebaskan orang yang telah dirugikan sepertimu semua orang tentu sudah menikmati dari itu, Radheya. Kamu berkata bahwa masyarakat menghancurkan kemungkinanmu tapi harga dari kemungkinan diberikan oleh Tuhan tidak akan kamu ketahui. Jangan mengindahkan kebenaran ini! Seseorang yang hidup untuk masyarakat juga menjadi manfaat. Tapi seseorang yang hidup seolah-olah untuk dirinya sendiri. Merugikan bukan hanya dirinya sendiri tapi juga seluruh masyarakat.
                           Permusuhan yang terjadi di Kurushetra hari ini bukanlah karena Duryodhana atau Paman Shangkuni, ini karena dosa dari tiga Maharathi. Yang Mulia Bhisma, Guru Drona, dan Kamu, Radheya. Kalian bertiga telah meninggalkan apa yang kalian anggap benar, pemikiran akan kesejahteraan masyarakat, dan dengan tidak membantu Duryodhana perang ini tidak akan berlangsung.
Karna                  : Kamu benar, Basudev! Bahkan ketidakbenaran tidak akan menyakiti masyarakat yang kejam, kebenarannya lebih menyakitkan kalau dilakukan karena kelambanan dalam kebenaran. Dosa dari perang besar ini, adalah beban yang harus kami tanggung.
Khrisna               : Sekarang adalah waktunya, Radheya! Untuk melupakan kesengsaraanmu untuk menyerah pada ketidakbenaranmu dan menerima kematianmu. Ini untuk kesejahteraan masyarakat dan kamu, Radheya!
Karna                  : Aku terima perintahmu, Basudev! Aku bahkan menerima kematianku. Katakana pada Ibu Kunti untuk memaafkanku. Katakan pada Panchali, kalau aku telah menumpahkan darahku untuk menghapus noda dari penghinaanku. Aku hanya punya satu pertanyaan, Basudev! Akankah kemampuanku tidak akan pernah memiliki identitas?
Khrisna               : Radheya, kamu tidak memiliki busur di tanganmu, roda keretamu masuk kedalam lumpur, dan kamu telah melupakan seluruh pengetahuanmu. Kami harus mengambil keuntungan dari situasi tersebut untuk membunuhmu. Apakah ini bukan bukti akan kemampuanmu?


Aku rasa ini cukup. Tidak ada lagi yang perlu kubuktikan. Aku mencari kehormatan, sudah keudapatkan dengan kehadiran Vasudev di hadapanku. Aku ingin pengakuan, telah kuperolaeh sejak kuikhlasakan kavaca dan kundalaku untuk kemenangan adik-adikku. Aku ingin pembebasan, akan kudapat itu segera setelah darah dari tubuhku teralirkan untuk terakhir kalinya. Sungguh ini cukup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar