Aku selalu memegang teguh kebenaran yang kuyakini. Menjadikan itu sebagai
dharma menjalani kehidupanku yang selalu berkubang dalam ketidakbenaran. Namun,
akupun tak sepenuhnya beruntung dikendalikan oleh kebenaran itu sendiri. Sehingga
hidupku terikat pada dharma yang kubaktikan untuk jalan yang tak sepenuhnya
benar.
Adikku, jika untuk ketidakbenaran itu aku harus menumpahkan darahku, maka
seperti janjimu, tunaikan itu melalui tanganmu. Tanganyang juga akan membawakan
kendi pemujaan dai upacara terakhirku. Satu-satunya tangan yang pernah dengan kemarahan
mencuci kakiku.
Khrisna : Pengetahuan yang dikumpulkan
dengan menjauhi etika, selalu meninggalkan Pria disaat krisis. Ini bukan
kutukan Bagwan Parasurama, Raja Angga. Tetapi hukum alam.
Karna : Tetapi aku sudah terlibat
tanpa kenal lelah pada apapun kecuali kerja keras untuk mendapatkan
pengetahuan, Basudev. Lalu bagaimana aku bisa melupakan pengetahuanku?
Khrisna : Kenapa kamu mencoba untuk
mendapatkan pengetahuan, Raja Angga? Apakah kamu mengerti pentingnya
pengetahuan? Selagi mencapai pengetahuan apakah kamu berkeinginan untuk berguna
di masyarakat? atau kau mencapai pengetahuan hanya untuk meminta balas dendam
dari penghinaanmu? Kebenarannya, untuk mendapatkan pengetahuan seseorang tidak
perlu terlibat dalam kerja keras. Cukup dengan konsentrasi dan dedikasi.
Pengetahuan bukanlah kualitas tidak mudah dari jiwa dan kamu itu pintar. Kamu
bilang aku selagi mencapai pengetahuan kenapa pikiran tidak dapat fokus?
Ketika seorang pria
dianggap mengerti pengetahuan dan untuk mendapatkan sesuatu dia mempersiapkan
untuk mendapatkan pengetahuan. Ketika mendapatkannya dia tidak dapat
menenangkan pikirannya. Pengetahuan tidak dapat menjadi kualitas jiwanya.
Seperti warna, ia bukanlah kualitas alami dari pakaian. Itulah kenapa warna
tersamar dalam matahari. Sesorang yang mendapatkan pengetahuan dengan mengerti
nilai dari suatu kesatuan yang tidak ternilai, hebat dalam bidangnya.
Bagaimanapun seseorang yang mendapatkan pengetahuan dengan tujuan untuk
mendapatkan sesuatu tetap bersaing sepanjang hidupnya untuk membuktikan dirinya
hebat. Bagaimanapun dia tidak akan pernah hebat. Kamu juga mendapatkan
pengetahuan dengan maksud walaupun memiliki perlindungan dari Yang Maha Kuasa
kau tidak dapat menenangkan pikiranmu. Kau tetap bersaing dengan Arjuna yang
sudah jauh. (*) Maksudmu untuk mendapatkan pengetahuan tidaklah benar jadi kamu
terikat untuk melupakan pengetahuan. Kau tidak pernah mendapatkannya, Raja
Angga.
(aku akan kembali.
Tetapi biarkan aku meyakinkanmu, kalau aku akan kembali sebagai pemanah terhebat di India. Dan aku akan lebih hebat dari semua muridmu.
Karna : Kenapa aku belum hebat,
Basudev? Kenapa aku berkompromi dengan hidupku? Soaialitasi ini selalu
menghancurkan kemungkinanku. Ini tidak memberikanku hormat pada kekuatanku.
Tidak menerima mimpiku. Selalu menghinaku dengan memanggilku anak kusir.
Kemungkinan yang diberikan oleh-Nya dalh hak manusia, Basudev. Lalu kenapa
masyarakat ini mengasingkan seseorang dari haknya?
Khrisna : Itu adalah kejahatan yang
serius, Radheya. Mendiskriminasi orang berdasarkan kasta dan kepercayaan, berdasarkan
keyakinan yang salah, membuat seseorang diasaingkan dari masyarakat, dari
tujuan yang benar, harta atau kehormatan, benar-benar terhadap kebenaran.
Karna : Lalu kenapa aku disalahkan,
Basudev? Jika ketidakpuasan terlahir padaku, jika aku mampu, dan jika aku
mencoba mendapatkan hakku dengan kekuatan, lalu apakah aku melakukan kesalahan,
Basudev?
Khrisna : Ada suatu waktu, Raja Angga,
ketika anak dari Kritavirya, Kritavirya Arjuna, seorang Raja Kesatria telah
membunuh petapa hebat Jamadagni. Apakah kamu tahu apa yang anak petapa tersebut
lakukan? Meskipun menderita dia bermeditasi, kenapa ayahnya, sang petapa hebat
terbunuh. Dia ingin tahu dimana ketidak benaran berkembang. Dia lupa akan
penderitaannya. Mengambil penderitaannya dari seluruh masyarakat dan dengan
menghancurkan semua ketidakbenaran Ksatria dia mensucikan seluruh wilayah Arya.
Karena dia telah mendapatkan mantar ini dari hidupnya. Dia berada di neraka
hanya bertekad balas dendam, dia mungkin tidak dipanggil Baghwan Parasurama
hari ini.
Ya, Radheya.
Kesedihan dan penghinaan yang kamu alami adalah nyata. Bagaimana[un kalau
mengubah itu menjadi tujuan lalu masyarakat akan mengambil keuntungan dari itu
dan kamu akan menjadi makmur juga. Jika dasar dari manusia yang kuat sepertimu
dapat diperoleh oleh orang-orang yang telah dirugikan lalu kehidupan dari
banyak orang akan menjadi bahagia. Kamu memiliki kemungkinan, kamu memiliki
kemampuan, dan kamu tahu seperti apa rasanya penderitaan, tapi kamu tidak
mendedikasikan hidupmu kepada orang-orang. Kamu mendedikasikan hidupmu pada
Duryodhana! Dia tidak memiliki apa-apa selain ketidakbenaran di pihaknya.
Lihatlah situasimu sekarang! Kamu tetap mendukung Duryodhana. Kamu menjadi
bagian dari dosa membuka pakaian Panchali. Kamu tidak dapat menghargai Ibumu.
Kamu membunuh dua putra dari saudaramu sendiri. Dan hari ini dengan kehilangan
kebenaranmu, pengatahuanmu, dan kepuasanmu kamu disiapkan untuk mati ditangan
saudara termudamu.
Karna : Kamu benar, Basudev! Tapi
aku tidak dapat melupakan kebaikan temanku Duryodhana.
Khrisna : Kebaikan apa, Radheya? Setelah
menjadi teman Duryodhana, apakah semua kusir dan orang Hastinapura yang
dirugikan haknya diberi kesempatan mendapatkan pengetahuan? Apakah dia
mengambil komunitas dari perbuatan berani dan merugikan? Tidak. Tidak, Radheya!
Dia menjadi temanmu hanya untuk keuntungannya sendiri. Semangat bersaingmu
untuk melawan Arjuna adalah alasan kenapa dia berteman denganmu. Kamu lupa akan
kesengsaraanmu dan mengambil itu dari masyarakatmu. Kamu mungkin sudah tahu
kebenaran dari pertemanan palsu Duryodhana. Jika duryodhana mempunyai sedikit
saja kaebaikan untukmu, lalu dengan perantaranya kamu dapat menolong kerugian
dari dunia. Kebenarannya adalah kamu dapat membebaskan dia dari semua
ketidakbenaran dan kejahatan. Bagaimanapu kamu tidak pernah tahu kebenaran ini.
Kebenarannya adalah semua kebaikan yang telah dilakukan untukmu tidak berarti.
Karna : Seluruh hidupku aku telah
terlibat dalam amal dengan yang dirugikan dan malang, Basudev. Aku tidak pernah
menyimpan apapun
Khrisna : Manfaat sejati dari membagikan
kekayaan pergi ke orang yang terlibat dalam amal bukan kepada yang menerima.
Sudahkah kamu menggunakan kemampuanmu untuk membebaskan orang yang telah
dirugikan sepertimu semua orang tentu sudah menikmati dari itu, Radheya. Kamu
berkata bahwa masyarakat menghancurkan kemungkinanmu tapi harga dari
kemungkinan diberikan oleh Tuhan tidak akan kamu ketahui. Jangan mengindahkan
kebenaran ini! Seseorang yang hidup untuk masyarakat juga menjadi manfaat. Tapi
seseorang yang hidup seolah-olah untuk dirinya sendiri. Merugikan bukan hanya
dirinya sendiri tapi juga seluruh masyarakat.
Permusuhan yang
terjadi di Kurushetra hari ini bukanlah karena Duryodhana atau Paman Shangkuni,
ini karena dosa dari tiga Maharathi. Yang Mulia Bhisma, Guru Drona, dan Kamu,
Radheya. Kalian bertiga telah meninggalkan apa yang kalian anggap benar,
pemikiran akan kesejahteraan masyarakat, dan dengan tidak membantu Duryodhana
perang ini tidak akan berlangsung.
Karna : Kamu benar, Basudev! Bahkan
ketidakbenaran tidak akan menyakiti masyarakat yang kejam, kebenarannya lebih
menyakitkan kalau dilakukan karena kelambanan dalam kebenaran. Dosa dari perang
besar ini, adalah beban yang harus kami tanggung.
Khrisna : Sekarang adalah waktunya,
Radheya! Untuk melupakan kesengsaraanmu untuk menyerah pada ketidakbenaranmu
dan menerima kematianmu. Ini untuk kesejahteraan masyarakat dan kamu, Radheya!
Karna : Aku terima perintahmu,
Basudev! Aku bahkan menerima kematianku. Katakana pada Ibu Kunti untuk memaafkanku.
Katakan pada Panchali, kalau aku telah menumpahkan darahku untuk menghapus noda
dari penghinaanku. Aku hanya punya satu pertanyaan, Basudev! Akankah
kemampuanku tidak akan pernah memiliki identitas?
Khrisna : Radheya, kamu tidak memiliki
busur di tanganmu, roda keretamu masuk kedalam lumpur, dan kamu telah melupakan
seluruh pengetahuanmu. Kami harus mengambil keuntungan dari situasi tersebut
untuk membunuhmu. Apakah ini bukan bukti akan kemampuanmu?
Aku rasa ini cukup. Tidak
ada lagi yang perlu kubuktikan. Aku mencari kehormatan, sudah keudapatkan
dengan kehadiran Vasudev di hadapanku. Aku ingin pengakuan, telah kuperolaeh
sejak kuikhlasakan kavaca dan kundalaku untuk kemenangan adik-adikku. Aku ingin
pembebasan, akan kudapat itu segera setelah darah dari tubuhku teralirkan untuk
terakhir kalinya. Sungguh ini cukup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar