DATA DESA
v Nama Desa :
Desa Rengel, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban
v Perangkat Desa:
o
Kades : Mohamad Mokhtar
o
Sekdes : Drs H. Ali Hamka
o
Kaur Um-Pem : Widarsono
o
Kaur Ek-Keu : Dwi Sepsono Priyanto
o
Kaur PPM : Kasmani
o
Kasi Pert-Peng :
Suwanto
o
Kasi Transtib :
Amrozi
o
Kasi Kesra : Moh. Aufal Marom Djauhari
o
Kasun : Ahmad Ainut Taufiq
Attahtim
Mitoyo
Afianto
v Desa Rengel dibagi
menjadi tiga wilayah dusun (61 RT, dan 10 RW)
o
Dusun Purboyo
Mayangsekar
o
Dusun Rayahu Lerengkuning
o
Dusun Gembong
v Batas
admimnistrasi Desa Rengel meliputi:
o
Sebelah Utara : Desa Ngandong Kecamatan Grabagan
o
Sebelah Selatan : Desa Sawahan / Desa Ngadirejo,
Kecamatan Rengel
o
Sebelah Barat : Desa Sawahan / Desa Maibit Kecamatan Rengel
o
Sebelah Timur : Desa Sumberejo Kecamatan Rengel
v Luas wilayah :
750.600 Ha
v Luas lahan sawah tadah hujan : 292,492 Ha
v Luas lahan sawah irigasi teknis : 0,493 Ha
v Ketinggian :
20 meter dari permukaan air laut.
v Potensi pertanian :
padi, jagung, ubi kayu dan beberapa jenis komoditas buah-buahan, seperti salak,
pisang, mangga, kelapa
v Jumlah KK :
2.402 KK
v Jumlah Penduduk :
9.087 jiwa ( 4.752 wanita dan 4.335 laki-laki)
Desa Rengel, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban
PRIORITASKAN INFRASTRUKTUR, BERHARAP JADI DESA MANDIRI
Berada tepat di jantung Kota Kecamatan Rengel, Desa Rengel menjadi perlintasan jalan utama menuju dan dari pusat Kabupaten Tuban. Tak hanya kondisi alamnya yang eksotis, balutan mistis situs Goa Ngerong dan pembangunan infrastruktur yang optimal menjadikannya sebagai ’jujugan’ mereka yang ingin belajar bagaimana mengelola desa yang baik. Lantas bagaimanakah keberadaannya?
Sejurus mata memandang akan nampak wilayah perbukitan hijau yang asri
dengan beberapa lembah yang elok. Tak seperti umumnya wilayah desa, jalan utama
desa ini sudah beraspal seperti laiknya kota-kota besar. Desa Rengel, namanya.
Satu dari 16 desa di Kecamatan Rengel yang berada di 0 Km selatan Ibu Kota
Kecamatan Rengel. Tepatnya 600 meter dari ibu kota Kecamatan Rengel.
Infrastruktur desa yang baik menjadikan jalanan Desa Rengel cukup ramai
dilalui kendaraan. Bus dalam dan luar kota, truk-truk besar, berbagai angkutan
umum nampak memadati jalan, bahkan hingga hari mulai gelap.
Berdasarkan data administrasinya, Desa dengan luas 750.600 Ha tersebut
terbagi dalam tiga dusun yaitu Dusun
Purboyo Mayangsekar, Dusun Rayahu
Lerengkuning, dan Dusun Gembong. Dari ketiga dusun tersebut dibagi menjadi 61 RT, dan 10 RW. Dengan jumlah penduduk mencapai 9.087
jiwa ( 4.752 wanita dan 4.335 laki-laki) dan Jumlah Kepala Keluarga (KK)
sebanyak 2.402.
Meskipun masyarakat Desa Rengel mayoritas masih bermata pencaharian
sebagai petani dan pedagang. Desa Rengel yang notabene-nya berada di kawasan
perbukitan kapur juga terbantu di segi perekonomian melalui usaha batu kumbung
(bata putih). Selain itu secara umum Kecamatan Rengel
juga terkenal akan sentra penghasil sarang burung walet yang berkualitas. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya bangunan
tinggi (mirip gedung perkotaan) yang
dipakai sebagai sarang
burung walet.
Saat ditemui di kediamannya, Mohamad Mokhtar Kades Desa Rengel nampak
sangat antusias menjelaskan bagaimana perubahan besar yang telah berhasil
dijalankan jajarannya. Hal pokok yang menjadi prioritas dalam kepemimpinannya
adalah pembangunan SDM aparatur, fasilitasi administrasi, optimalisasi aset,
hingga finalisasi program desa.
”Pasar itu sebelum saya menjabat peghasilan tiap
bulan 13 juta, sekarang
setelah saya menjabat bisa dibilang justru terbalik
jadi 31 juta tiap bulan,” ujar Mohamad Mokhtar menjelaskan bahwa pendapatan terbesar
desa berasal dari Pasar Desa Rengel.
Sebagaimana dijelaskan pula bahwa sebab pasar Desa
Rengel adalah salah satu pasar terbesar dan teramai di Kabupaten Tuban. Didukung pula oleh dua aset desa lain seperti situs Goa
Ngerong dan kas desa.
Kesungguhan
Mohamad Mokhtar dalam membangun Desa Rengel seolah berbayar dengan
berbagai prestasi yang direngkuh oleh Desa Rengel baik di tingkat Kabupaten
maupun Provinsi. Beberapa prestasi yang sempat disebutkan seperti juara PAUD
tingkat provinsi tahun 2010, juara 1
PKK tingkat Kabupaten Tuban tahyun 2008. Prestasi paling gemilang yang diraih
dalam 6 tahun kepemimpinannya yang sedianya akan berakhir pada 8
Agustus 2013 ini adalah Juara I Lomba Desa Kategori Tertib Administrasi Desa
tingkat Kabupaten Tuban di tahun 2008.
Prestasi di bidang Administrasi ini menjadikan Desa Rengel kerapkali
dijadikan tempat studi banding berbagai daerah. Bukan cuma terkait masalah
pengelolaan desa, beberapa desa seperti Situbondo dan Bondowoso juga sempat
melakukan studi banding terkait kegiatan PAUD.
”Pernah juga dari Pakajene, Sulawesi selatan, kep.
Pakageni. Dari desa-desa wilayah kab banyak,
karena sering dikasih informasi Kabupaten,
kalau
mau lomba desa lihat ke sini,” ujar
Kades yang sedianya akan macung untuk kali keduanya ini.
Babat Balai Desa
Sukses
yang didulang oleh Desa Rengel dalam bidang Administrasi tidak lepas dari upaya
keras para aparatur desa dibawah komando kades yang akrab dipaggil Mokhtar ini.
Hal pertama yang digarapnya terkait Sumber Daya Manusia (SDM). Diawal masa kepemimpinan, suami dari
Nanik Windaryati ini mendapati banyak dari aparatur desa yang tidak menjalankan
kewajiban sebagaimana mestinya.
Risih
dengan kenyataan tersebut, Mokhtar yang terkenal ‘kenceng’ dalam memimpin ini
menerapkan peraturan ketat kepada seluruh aparatur desa. Sebagai contoh perihal
keaktifan, perangkatnya harus berangkat jam 8.00 dan pulang jam 13.00 setiap harinya. Kegiatan seperti apel pagi,
meeting, evaluasi kegiatan
minggu sebelumnya menjadi agenda rutin setiap Hari Senin.
Sebagai
bentuk dukungan dalam pengembangan SDM tersebut Mokhtar
juga menupayakan pelengkapan fasilitas administrasi
desa. Mulai dari papan pengumuman, komputer, buku-buku data administrasi desa, laporan keuangan,
hingga perombakan total bangunan balai desa yang menghabiskan dana sekitar 1,5
milyar rupiah.
Anggran
pembangunan tersebut berasal dari
aset desa, Pendapatan Asli Desa (PAD), pipanisasi lewat desa, juga swadaya masyarakat. Pembangunan yang memakan waktu 3 tahun tersebut
(2009-2012) di desainnya sendiri yang sebelumnya berpengalaman sebagai
pemborong. Hasilnya dapat dilihat, bangunan balai desa yang terletak tidak
lebih 500 meter dari rumahnya itu berdiri megah bak kantor dinas provinsi.
Langkah selanjutnya adalah pengelolaan aset desa.
Total penghasilan yang diperoleh oleh Desa Rengel
sedikitnya 500 juta pertahun. Jumlah itulah yang kemudian menjadi dasar untuk
membuat RAPBDes.
“RAPBDes ini nanti akan kita
buat jadi APBDes.
Kalau disini
kita buatkan Komisi a, b, c yang terdiri
dari BPD dan perangkat desa.
jadi membuat RAPBDes itu seperti itu, bukan
saya, saya
hanya membuat reng-rengan
(garis besar, red) saja.
Jadi nanti dana segitu itu untuk
apa?!” jelas Mokhtar. (hay,uul,eru,yus)
BIODATA
Nama : Mohamad Mokhtar (52)
TTL : Tuban, 14 Juli 1961
Jabatan : Kepala Desa (2007-2013)
Alumnus : STM Negeri Tuban (1980-1981)
No. Kontak : 08123477377
Istri : Nanik Windaryati (46)
Anak : 1. Rany
2. Maria Ulfa
3. M. Khanza
TIDAK SEPERTI YANG LAIN
Kemampuan
Mohamad Mokhtar dalam bidang infrastruktur mungkin tidak perlu diragukan lagi.
Pengalamannya sebagai pemborong yang juga memiliki sebuah CV bisa jadi
merupakan modal kuat yang dimilikinya. Selain itu dirinya yang juga lulusan
Sekolah Teknik Menengah (sekarang SMK, red) dengan peminatan infrastruktur
gedung pun menjadi nilai plus yang disandangnya.
Namun jangan dibayangkan jika Kades kelahiran Tuban, 14 Juli 1961 ini tinggal dirumah mewah dengan
desain antik yang bisa jadi dirancangnya sendiri. Alih-alih tinggal di rumah
mewah, lelaki paruh baya ini justru nampak bersahaja di rumah sederhananya yang
terletak di tepi jalan raya.
Boleh dibilang keadaan tersebut sedikit kontras dengan bangunan balai desa
yang dibangunnya dengan megah dan penuh fasilitas. Bahkan sebagaimana diakuinya
sembari bercanda, biaya untuk macung dalam pemilihan kades pun ia harus
memberanikan diri berhutang.
Semua itu dilakukannya dengan tujuan yang sama yaitu membawa perubahan yang
lebih baik bagi desanya. Jika di enam tahun kepemimpinan pertamanya ia telah
berhasil membangun total insfrastruktur desa. Pada kepemimpinan yang kedua
nanti dirinya bertekad untuk menggarap
perekonomian masyarakat.
“Kita
akan mencontoh programnya Pakde Karwo,
kita langsung pada masyarakat, yang
tidak mampu kalau petani kita beri
alatnya, yang mau beternak ya kita
beri kambing, yang jualan bisa kita
fasilitasi tempat atau modal, dan sebagainya,” terang Mokhtar.
Ke
depan, dirinya juga berharap dapat memangkas total pergerakan bank thithil dari pasar. Hal ini tentu
saja untuk lebih meningkatkan kesejahteraan pedagang, yang pada gilirannya akan
berpengaruh besar terhadap perekonomian desa.
“Kita
tidak sama dengan
yang lainnya, biasanya kalau rumahnya bagus, balai desanya lumuten, nek di sini kebalik. Pokoknya
apapun programnya semua tetap akan dikembalikan pada masyarakat,” ujarnya penuh arti. (hay,uul,eru,yus)
Hikayat Ikan Palung dan Kura-kura Putih
Senja mulai temaram ketika serpihan siluet merah menyapu rata kanvas langit. langit yang gelap menjadi hiruk pikuk oleh ribuan atau bisa jadi jutaan kelelawar bergerilya keluar dari sarangnya. Goa Ngerong, begitulah nama sarang dari hewan yang ber’hibernasi’ sepanjang siang ini.
Eksotika Goa denga tiket masuk sebesar 3000 rupiah tersebut tak hanya pada jutaan kelelawar yang saling bergantungan di dinding goa pada siang hari. Jutaan ikan yang hilir mudik di sumber mata air yang mengalir dari dalam goa juga tak kalah mengagumkan.
“Selain kelelawar, dan ikan yang jumlahnya jutaan, yang terkenal dari Goa Ngerong juga kura-kura putih yang biasa kita sebut Bulus,” terang Mokhtar sembari menuntun rombongan Derap Desa memasuki Situs Goa Ngerong yang hanya berjarak beberapa langkah sebelah barat rumahnya.
Sebagaimana dikisahkan oleh Mokhtar, Goa Ngerong memiliki banyak sekali keunikan. Disamping banyaknya satwa yang menghuni goa tersebut. Bentuknya yang memanjang dan mengeluarkan air konon juga tidak memiliki tembusan (Jawa : ‘Ngerong’)
Diantara
mitos yang berkembang mengenai asal muasal Goa Ngerong berikut namanya tidak
lepas dari kondisi alam Tuban dahulu yang konon mengalami kesulitan air.
Seorang sakti yang menurut Mokhtar berjuluk Kyai
Jalak Tapa yang disebagian kisah
dikatakan sebagai Sunan Bonang menancapkan tongkatnya ke tanah. Dari bekas
tancapan tongkat Sunan Bonang itulah akhirnya muncul air yang terus mengalir
hingga membentuk sendang.
Cerita
lain yang berkembang seputar Goa Ngerong di mulai dari cikal bakal terbentuknya
Kadipaten Tuban di masa kerajaan. Dari kepahlawanan tokoh Kembangjoyo yang
sakti mandraguna hingga cerita tentang kecantikan Putri Ngerong yang elok
rupawan.
Dikisahkan
sang putri konon bertapa di dalam Goa Ngerong hingga lampus (raganya
menghilang). Beberapa mitos menyebutkan bahwa sang putri masih kerap terdengar
suaranya dan muncul di tengah kesibukan orang nyekar. Sang putri tersebut
digambarkan mengenakan kebaya dengan selendang di bahunya sambil membawa tas
belanjaan khas orang dusun. Ikan dan kura-kura yang berjumlah ribuan pun
dipercayai merupakan jelmaan bidadari dan Senopati Kerajaan Gumenggeng yang
dikutuk Dewa karena membuat kesalahan.
Salah
satu cerita mistis lagi yang dipercaya warga yaitu apabila ada pengunjung yang
datang kemudian pulang membawa ikan tawes atau kura-kura yang berasal dari
sumber air di dalam goa maka akan mendapatkan sial atau bahasa Jawanya
"ciloko".
Berbagai
mitos yang berkembang terlepas adanya nilai kebenaran, justru menjadi semacam
kearifan local yang membantu gua dan hewan-hewannya tetap lestari sampai saat
ini. Kelelawar, Ikan, Bulus (kura-kura putih) dengan diameter kurang lebih 1
meter, juga ikan tanpa mata (buta) khas hewan gua, yang mulai didapati di
kedalaman 1000 meter.
“Sebenarnya
ada dua primadona-nya di situ. Bulus kayak kura-kura yang cangkangnya halus, yang
satu ikan palung, tapi sekarang palung habis. Ikan palung, kepalanya kayak kutuk (sejenis ikan rawa),
tapi buntute (ekor, red) kayak bader,
besar ikannya, makannya ikan. tapi
gak tau
sekarang kok habis,” kisah Mokhtar.
Seperti
yang dikisahkan oleh Mokhtar jenis ikan Palung telah lama punah dan tinggal jenis
ikan bader
dan lele yang banyak ditemui. Namun keberadaan kedua jenis hewan primadona tersebut
menjadi salah satu ikon yang akan menyambut para pengunjung ketika hendak
memasuki situs Goa Ngerong. Di dinding pintu masuk terdapat replika Bulus, Ikan
Palung dan di sudut kiri terdapat pula penggambaran ikan tanpa daging, yang
lagi-lagi konon masih kerap menampakkan diri. (hay,uul,eru,yus)
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut