Kamis, 30 Juli 2015

Karna: Menuju Pembebasan (1)


Pertarungan kita berdua telah pasti kejadiannya adikku, Arjuna. Sumpahmu, kewajibanku, keduanya menghendaki satu dari kita berdua mencapai pembebasannya.  Hidupku tak pernah lebih baik daripada kematian itu sendiri, jadi jika kali ini aku yang harus menghadapi pembebasanku, lakukan itu atas dasar kebenaran, Adikku.

Karna              : Raja Madra, bawa kereta keluar . Ambil roda kereta keluar dari tanah.
Raja Madra    : Itu bukan tugasku. Aku ini dihukum untuk menjadi kusirmu, maka aku mengendarai keretamu. Bagaimanapun aku bukan pelayanmu. Aku adalah Raja Madra, berlutut di tanah untuk mengangkat roda kereta adalah penghinaan bagiku.
Karna              : Tugas dari seorang laki-laki tidak membuat dia besar atau kecil, Raja Madra. Perilakunyalah yang membuat dia besar atau kecil. Aku tidak membutuhkan bantuanmu. Aku adalah putra dari seorang Shudra. Aku adalah putra dari seorang kusir. Aku sudah terbiasa dengan kereta sejak aku masih kecil. Roda kereta telah menjadi mainanku. Dan aku masih ingat hari-hari masa kecilku.
….
Khrisna           : Maharathi Karna. Beberapa saat yang lalu kau menentang Arjuna untuk berduel. Dengan berdiri di tanah, Sekarang Arjuna terimalah tantangan itu!
Arjuna            : Madhava, dia tidak memiliki senjata apapun. Dan aku tidak bisa menyerang seseorang yang tidak bersenjata.
Khrisna           : Inilah waktunya menyelesaikan perang, Temanku. Selama Karna memiliki busur di tangannya, mengalahkannya itu sangat sulit. Dia tidak boleh memberikan kemenangannya pada temannya, Duryodhana. Bagaimanapun dia harus kala. Untuk alasan itulah kenapa inilah waktu untuk membunuhnya.
Karna              : Jangan meninggalkan kebenaran, Vasudev. Biarkan aku mengeluarkan roda kereta ini. Setelah itu aku akan berperang dengan Arjuna.
Khrisna           : Bahkan dengan menggunakan kata-katamu sebagai senjata kamu dapat menyebut seorang perempuan sebagai pelacur dan meninggalkan kebenaran, Raja Angga Karna?!
                        Sebentar lagi matahari tenggelam. Setelah mengambil sumpah, tidak pantas bagi seorang kesatyria menjadi ragu, Temanku. Temabakkan panahmu!
Karna              : Arjuna, aku selalu membiarkan kebenaran hidup. Aku selalu meminta pertarungan yang adil denganm,u. biarkan aku mengeluarkan roda kereta ini. Biarkan aku menjadi maharhati sekali lagi. biarkan aku memegang panahku.
Khrisna           : Jangan menunda temanku. Angkat busurmu!
Karna              : Jangan melakukan kebenaran, Arjuna. Jika kau membiarkan ketidakbenaran maka aku akan melakukannya juga. Aku akan memanggil brahmastra. Dengan ledakannya, seluruh pasukan kuru, setiap pria, wanita bahkan binatang akan menjadi abu.
Khrisna           : Tembakkan panahmu!
Karna              : Aku memanggilmu senjata Brahmatra.
….
Khrisna           : Raja Angga Karna melupakan pengetahuannya. Hanya di saat krisis dia akan melupakan pengetahuannya, Temanku. Jika krisis dihindari maka dia akan memanggil pengetahuannya kembali. Inilah waktu yang tepat. Bunuh Raja Angga Karna!
Karna              : Hentikan Arjuna! Jika kamu kesatria. Jika kamu seorang maharathi, Berhentilah! Kamu tidak menyerang seorang prajurit yang tidak bersenjata.
Khrisna           : Ingatlah saat terakhir Abhimanyu, Raja Angga Karna! Ketika Abhimanyu mati, dia tidak bersenjata hingga tetesan darah di dadanya, dan kamu membunuhnya, Raja Angga Karna.
Karna              : Aku membunuh Abhimanyu untuk menghilangkan penderitaannya.
Arjuna            : Dan siapa yang membuatnya menderita, Raja Angga? Temanmu, sekutumu menyikas seorang anak selama enam jam. Kamu tetap diam, Raja Angga. Bukankan kamu juga melupakan kebenaran?
                        Tapi bagaimanapun aku memberikanmu kesempatan. 30 menit sebelum matahari tenggelam, Raja Angga. Jika kau tidak memanggil pengetahuanmu dalam 15 menit, maka dalam 15 menit berikutnya aku akan membunuhmu dengan Anjali-Astra.
….
Karna              : Kenapa ini terjadi padaku, Bagwan Parashurama? Pengetahuanku, kemampuanku, kenapa mereka menjauh dariku? Kenapa ini terjadi padaku, Bagwan Parashurama?
Khrisna           : Raja Angga Karna!
                        Cobalah ingat kata-kata Bagwan Parashuram!
(Pergilah, Karna! Suatu saat, ketika itu menjadi pembuktian terbesar dalam hidupmu, pengetahuanmu akan meninggalkanmu, akan menghilang, dan tidak akan berguna untukmu)

Kabar tentang kutukan hidupku, tak pernah sedikitpun membuatku takut. Bagaimana bisa seseorang merasa takut, sementara seumur hidupnya ia tak pernah berada di tempat yang aman?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar