Jumat, 03 Agustus 2018

HANYA AKU


Aku hanya bisa membisikkan namamu, karena ia tabu bagi dunia
Aku hanya bisa menjeritkan cintaku dalam hati, karena rasa ini terlarang
Aku hanya bisa tersenyum, menyembunyikan ketidaktermilikanmu untukku
Aku hanya bisa menutup mata, lantas mengurai kembali kenangan kita
Aku hanya bisa hidup, dalam kematian yang kau sisakan dari kepergianmu
Aku hanya bisa berjalan, dengan langkah tertatih dari sisa kekuatan yang kau bawa
Aku, hanya aku

Kamis, 02 Agustus 2018

Lihatlah aku!


Seharusnya aku tak bisa menulis
Lihatlah aku! Lihat semua ini
Lihat!
Bagaimana kau abadi dalam setiap goresan penaku
Lihat!
Bagaimana aku tak memiliki diksi selain namamu
Lihat!
Bagaimana setiap cerita adalah tentangmu
Lihat!
Bagaimana nafasku menegaskan kerinduan akanmu!
Lihat!
Bagaimana mungkin saja akan kuakhiri hidupku dengan cinta untukmu

Rabu, 25 Juli 2018

MIMPI


Pertama, matamu
Lalu, senyummu
Sekarang, genggaman tanganmu
Apa kau sedang berusaha membunuhku?
Tidak. Aku merindukanmu
Cinta ini milik kita berdua
Tapi kenapa hanya aku yang membayar harga
Untuk ketidakterjangkauanmu?
Kau mengeluh, atau sedang mengutukku?
Tidak. Aku merindukanmu
Bagaimana kujelaskan, aku hidup dengan semua ketersiksaan
Menjalani semua seperti keberuntungan
Padahal aku berjalan dengan tumpukan pilu
Sekarang apa yang kau inginkan dariku?
Cinta? Kau menyegelnya seperti tahanan
Kesetiaan? Kebengalan ini membuatku hanya melihatmu
Atau hidupku? Deru napas ini merapal namamu sebagai lambang kehidupan

Tidak. Tapi aku merindukanmu
Kenapa semahal ini harga yang harus kubayar?
Kau hanya kehilangan hatimu
Sedang aku kehilangan seluruh hidupku
Masihkah kau berkata, semahal itu hargamu?

Tidak. Tapi aku merindukanmu
Merindukanmu dengan seluruh hatiku 

Rabu, 30 Mei 2018

RINDU UNTUKMU


Kupu-kupu terbang tinggi
Melintasi batas diri untuk meraih
Namun rindu tetap berkarang di hati
Dengan segala kebengalan tak terperi

Cinta dan luka bagai dua sisi
Berlawanan namun saling mengisi
Mencintai artinya hidup dalam pengharapan tanpa pasti
Sedang luka adalah ganjaran untuk cinta yang tak tahu diri

Candu,
Kau masih saja mantra yang sejenak utuh
Lantas memuai manjadi perih
Tepat ketika senyum iblis menikam diri

Tak ada lagi pengharapan pasti tentang dirimu
Meski sekali lagi, aku bengal untuk tahu kau tak mungkin kumiliki
Karena hati menolak tak merindu
Meski cinta pun menolak luka hidup yang terasa mati

Jika benar  adanya reinkarnasi
Maka lihatlah hatiku
Ia hidup dan mati berulang kali
Terluka dan sembuh setiap waktu

Minggu, 11 Februari 2018

Tanda Tanya


A : Selamat Ulang Tahun!
B : Usianya 17 tahun, ketika hidupnya meminta sumpah. Belum genap 18 tahun, ketika sumpah itu  berbuah serapah. 11 tahun berlalu, dan cinta masih layaknya permata di kedalaman samudera
A : Apa yang sedang coba kau ceritakan?
B : Hidupnya seklise kisah yang selalu ia ceritakan. Serumit puisi yang dirangkainya dalam kesendirian. Ketika semua orang putus asa, ia bahkan dilarang berkata cukup. Serapahnya pun berbunga tulah
A : Kenapa aku melihat luka itu lagi? Bukankah kau berjanji akan tersenyum setiap kali aku datang? Kau tahu aku suka senyummu, dan hanya dengan itu aku bertahan dari rasa sakit ini
B : Ia berjanji untuk bertahan, menjaga sumpah untuk mereka yang dikasihinya. Namun di sebatas lain hidupnya, dia sendiri. Menjalani setiap rasa sakit tanpa bisa menampakkannya. Dia bernapas, tapi tak jua layak disebut hidup
A : Katakan padaku, What can I do for you?
B : Ia mencoba kuat di sisa-sisa pertahanannya. Ia tidak butuh pertanyaan untuk merongrong kendali dirinya. Ia sudah cukup mempertanyakan kelayakan dirinya. Ia sudah cukup menjawab begitu banyak tuntutan. cukup! cukup! cukup!
A : Aku akan pergi, tepat di hari kau memintaku. Tanpa bertanya, tanpa alasan. Seperti pilihanmu untuk menjagaku, lengkap dengan segala pengkhianatan yang kulakukan tanpa mempertanyakanku. Juga tanpa meminta alasan, atas pengingkaran janjiku. Sungguh!
B : Ia lelah, melemah, dan hampir menyerah.....

Minggu, 28 Januari 2018

SAKIT

Sakit ini tak serupa dengan cinta yang kutasbihkan
Namun harapan dan hidup tak selalu berjalan sama
Kuinginkan dirimu hanya untukku
Tapi bahkan dalam mimpi aku harus membagimu dengan dunia
Bisakah kau diam sejenak? Biarkan aku menatapmu untuk terakhir kalinya
Terakhir kali sebelum aku jatuh dan berkubang dalam duka kehilanganmu
Ataupun sakit karena akulah yang harusnya pergi darimu

Candu, Candu, Candu
Seperti penyakit kau selalu datang lengkap dengan rasa sakitnya
Tapi entah bagaimana caramu, tak kutemukan vaksin untuk kebal akanmu

Selasa, 26 Desember 2017

KE KOTAMU


19 November 2017


6.49
Check In
Perjalanan menuju kotamu. Masihkah kau seperti biasa? Dengan binar mata api, dan senyum perahu nagamu.
Ataukah seperti terakhir kalinya, pandanganmu sedalam telaga yang siap menelanku dalam kesedihan tanpa syarat.
Aku merindukan suaramu, tapi ketika itu terdengar; sesuatu meremas jantungku tanpa ampun.
Seseorang menghirup udara untuk hidup. Aku menyesap rindu akanmu untuk berdiri yang meski seakan mati.

11.08
Sampai di kotamu. Seperti menyesap harummu. Mendengar tawamu yang renyah. Menggenggam erat jemari kokohmu. Tapi kau tahu, semua itu hanya anganku. Salah satu caraku bernapas.

20 November 2017

09.40
Seperti angka 224 yang tiada meski tetap akan jadi hitungan yang terucap. Kau yang tak lagi ada akan tetap terkenang dalam memory kekurangajaran hatiku

21 November 2017

Aceh, seperti mengekalkan rinduku. Kejadian dahsyat yang memporakporandakan pertahanan hatiku.
Cinta tanpa kepantasan yang terpatri bagai kebandelan yang tak terelakkan.

22 November 2017

Aku jelas tidak lupa dirimu, hanya mungkin tak ingat bagaimana cara bernapas dengan benar. Rindu ini mencoba membunuhku. Perlahan.

23 November 2017

Seolah, tak ada jalan tempatku melangkah saat kau tiada. Sebelumnya, kau tujuan dari pengembaraan ini. Kini, berjalan ke arahmu adalah ketidakpatutan yang mengganggu. Masihkan aku memiliki hak sekedar mengatakan, biarlah cinta untukmu terkubur bersama hati yang telah kau bawa berlari.

24 November 2017

Can you hear my heart??? Candu, bolehkah aku sekali lagi, berkali-kali lagi mengatakan bahwa aku merindukanmu? Meski itu tak layak. Hanya agar sakit ini memiliki alasan. Sedih ini memiliki pelampiasan. Dan luka ini memiliki  penyebab.

17.20
Tertahan di kotamu.
Berharap kaulah alasan ketertahanan ini. Maka kan kujalani ini dengan kebahagiaan tanpa syarat.