Kemarahan siapakah yang ada di
matamu ibu?
Kemarahan seorang ratu yang terus
hidup dalam ketidakadilan.
Seorang istri yang harus menerima kenyataan berbagi
singgasana di hati suaminya.
Atau seorang ibu yang tidak rela melihat anaknya
terhinakan?
Katakan padaku ibu, Adakah yang
lebih paham tentang semua rasa sakit itu selain diriku?
Aku adalah kesatria yang terlahir
dengan jiwa murni Sang Surya. Tapi nasib membawamu untuk menjauhkanku dari
pangkuanmu menuju tempat dimana hanya kenistaan yang menjadi takdir hidupku.
Aku
memiliki hak dan kemampuan untuk duduk dengan bangga diatas singgasana. Tapi
bahkan semua itu hanya kudapat sebagai amal.
Aku, bukankah juga putramu.
Tapi pernahkan sekali saja kau menangis untuk kenistaan yang kutanggung
sepanjang hidupku?
Jika pernah, maka biarlah itu
menjadi berkatmu yang pertama dan terakhir untuk hidupku, dan akan kubawa
keberuntungan itu sebagai persembahan di kaki ayahku.
---Karna---