Berapa lama sudah kau pergi?
Berapa lama sudah malamku berlalu tanpa harapan melihat sinar mentari?
Sangat lama kurasa
Meski sakitnya masih terasa nyata
Seperti itu baru terjadi kemarin
Kemarin yang sangat dekat, Sedekat antara cinta dan sakit yang selalu datang beriringan layaknya pengantin
Aku bilang aku berhenti berharap
Berhenti menghitung langkah ke arahmu
Tapi hatiku tak pernah berhenti meratap
Karena namamu masih nyata terukir dalam syairku
Bagaimana kugubah diksi tentangmu untuk hidupku
Sementara kukenal setiap elemennya dari wujudmu
Apa ada jalan lain menjauhi kenanganmu?
Jika ada, berikan aku satu?
Hanya satu
Lalu takkan ada lagi wujudku