Desa Campaka Kec. Pasongsongan
Kabupaten Sumenep
Terpaksa Ngetol,
Karena Tak Miliki Tiang Listrik
Nama Desa : Desa Campaka, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep
Kepala Desa : Sudiryo
Sekretaris Desa : Moh. Wakid
Dusun terbagi 6 :
· Dusun Campaka ::. Kadus Amiruddin
· Dusun Jempareng Daja (Jempareng Utara) ::.Kadus Moh. Dura
· Dusun Jempareng Lao’ (Jempareng Selatan) ::.Kadus Musonnaf
· Dusun Bata-bata ::.Alwan
· Dusun Sampornah ::.Ahmadi
· Dusun Turbugan ::.Sapukhah
Perangkat Desa :
· Kaur Umum : Abidirrahman
· Kaur Keuangan : Halimatus Sa’diyah
· Kaur Perencanaan Program : M. Khotim
· Kasi Pemerintahan : Mutmainnah
· Kasi Pembangunan : Hakim
· Kasi Kesra : Abidi Khair
Alokasi Dana Desa : Rp. 52 Juta
Luas Wilayah 2,025 km2
Jumlah Penduduk : 5.698 Jiwa, Laki-laki :2687, Perempuan : 3011
Potensi Pertanian : Dominan Jagung, Padi, Kelapa, dll
Batas Wilayah Desa :
· Utara : Desa Rajun
· Barat : Desa Lebbeng Timur, Desa Perancak
· Timur : Desa Bashoka
· Selatan : Desa Karai dan Desa Gadu Barat
Pernah
membayangkan hidup tanpa listrik? Di tengah kehidupan yang serba elektrik saat
ini, hidup tanpa listrik agaknya menjadi sesuatu yang mustahil. Tapi itulah
kenyataan yang dialami penduduk Desa Campaka, Kecamatan Pasongsongan. Hingga
saat ini, tiga dusun di desa itu belum mendapatkan suplai listrik secara
langsung dari PLN. Bagaimana mereka menyiasatinya?
MENCENGANGKAN. Begitulah mungkin ekspresi yang muncul menanggapi kondisi Desa
Campaka, Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Betapa tidak, di jaman
seperti saat ini, tiga dusun di wilayah desa itu, yakni, Turbugan, Jempareng
Lao’ dan Jempareng Daja belum bisa menikmati suplai listrik secara mandiri.
Desa Campaka,
Kecamatan Pasongsongan, tak jauh berbeda dengan sebagian besar desa di
Kabupaten Sumenep yang masih mengandalkan sektor pertanian. Namun seiring dengan
perkembangan teknologi, kebutuhan akan energi listrik menjadi kebutuhan vital
yang harus dipenuhi.
Kendati telah
dapat dikatakan sebagai desa yang makmur secara pembangunan insfrastruktur.
Namun tetap saja masih ada fasilitas yanga sampai saat ini menjadi harapan
warga masyarakat Desa Campaka.
“Kami sangat
membutuhkan bantuan untuk pemasangan tiang listrik, khususnya di daerah
Turbugan, Jempareng Lao’ dan Jempareng Daja yang sampai sekarang belum dimasuki
listrik,” ujar Sudiryo, Kepala Desa Campaka saat ditemui beberapa waktu lalu.
Namun jangan
membayangkan bahwa kondisi wilayahnya akan gelap gulita tanpa penerangan selain
lampu teplok yang nyalanya bahkan masih kalah dari lampu dop 5 watt. Meski
diakui belum memiliki saluran listrik pribadi dari pusat, dengan kata lain
melalui tiang listrik. Masyarakat di tiga desa tersebut selama ini telah
mengenal listrik, yang disalur dari dusun-dusun di sebelahnya.
“Selama ini
masyarakat ngetol dari dusun di
sebelahnya. Ya, tentu daya yang bisa dipakai pun terbatas ketimbang kalau
langsung dari saluran pusat,” imbuh Sudiryo.
Sudiryo
menyatakan, sebagai kepala desa dirinya kerap mendapati keluhan masyarakat
karena belum meratanya penyaluran listrik di desa yang dipimpinnya. Masyarakat
meminta agar listrik di ketiga desa tersebut segera di salurkan. Sehingga
masyarakat tidak perlu lagi menyambung listrik dari rumah-rumah tetangga di
dusun lain.
Selain itu,
Sudiryo juga menyadari bahwa kebutuhan akan listrik sudah bukan kebutuhan yang
bisa ditunda lagi. Terlebih di era yang semakin global ini. Kebutuhan akan
listrik sangat berpengaruh besar pada tingkat kesejahteraan perekonomian bahkan
pendidikan masyarakat. Di Dusun yang terdapat sekitar 200 Kepala Keluarga (KK)
pun layak untuk memperoleh fasilitas pelayanan yang optimal.
Tidak heran jika
Sudiryo sangat berambisi untuk mengajukan pemasangan tiang pancang listrik di
desanya. Pasalnya sekalipun selama ini sudah bisa ngetol dari dusun-dusun di
sebelahnya. Sudiryo tetap bertekad untuk memeratakan pembangunan di Desa
Campaka, seperti halnya pembanguna di sektor-sektor lain seperti pertanian dan
lain-lain.
“Sekarang jaman
sudah canggih. Hampir semua kebutuhan pakai listrik jadi sudah selayaknya
listrik itu bisa dirasakan oleh semua masyarakat” ujar Kades yang mengaku
pendatang ini.
Lebih lanjut
Sudiryo menjelaskan bahwa dirinya atas nama pemerintahan desa telah melakukan
pengajuan kepada badan pemerintahan pusat terkait untuk pemasangan tiang
pancang listrik tersebut. Hal itu direspon positif oleh pemerintah dan
kemungkinan di awal 2013 akan dimulai
pemasangan tiang pancang listrik di Desa Campaka.
“Ya, Insyaallah
awal 2013 ini sudah mulai di pasang listrk disana,” ujarnya penuh harap
Sisi lain . . .
Mendengar namanya
yang sekilas mirip nama bunga, Campaka. Orang mungkin akan berpikir, Desa
Campaka merupakan sentra bunga Cempaka. Bisa jadi sejarahnya yang berkaitan
dengan bunga cempaka. Kenyataannya, nama Campaka sama sekali tidak memiliki
kaitan historis dengan salah satu jenis bunga dalam kelompok kembang setaman
ini.
Memasuki kawasan
Desa Campaka, mata akan disuguhkan hidangan pemandangan hijau di samping
kanan-kiri jalan. Mulai dari hutan jati, hutan bambu, sawah, ladang hingga
tumpukan pecahan batu (kerikil) yang menjadi salah satu mata pencaharian
masyarakat di Desa Campaka, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep. Di beberapa
tempat juga masih akan ditemui hewan-hewan hutan seperti kera yang dibiarkan
bebas di habitatnya.
Menurut salah
seorang warga di kecamatan Pasongsongan, Imam (28). Daerah di bagian timur
Kecamatan Pasongsongan umumnya memang masih dibiarkan apa adanya. Selama ini
masyarakat telah terbiasa hidup berdampingan dengan para penghuni hutan tersebut.
Meski terkadang juga mengganggu di area ladang masyarakat yang berada dekat
dengan habitat hewan-hewan tersebut.
“Selama ini memang
belum pernah ada kejadian hewan-hewan tersebut menyerang warga. Cuma ya kadang,
pas musim panen entah kacang, jagung atau buah sering ada monyet atau musang
yang menjarah ladang warga. Tapi tidak selalu begitu, kadang-kadang aja,” ungkapnya.
Desa Campaka
merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Pasongsongan. Didalamnya
terdapat enam dusun yaitu Dusun Campaka, Dusun Jempareng Daja, Dusun Jempareng
Lao’, Bata-bata, Dusun Sampornah, Dusun Turbugan. Desa Campaka merupakan
kawasan pertanian yang cukup subur. Panen terjadi hampir sepanjang tahun.
Bahkan untuk jenis padi bisa hingga 3 kali panen dalam satu tahun tergantung
kondisi kemiringan tanah dan cuaca.
Selain padi,
jagung juga menjadi salah satu komoditas lokal yang dimiliki oleh warga Desa
Campaka. Karakteristik jagung yang tidak terlalu membutuhkan banyak air menjadi
keuntungan tersendiri bagi masyarakat Desa Campaka yang daerahnya sebagian
besar berada di lahan miring.
Secara umum kondisi
jalan di Desa Campaka cukup bagus. Meskipun di beberapa wilayah masih berupa
makadam. Seperti di Dusun Jempareng Daja dan Jempareng Lao’ misalnya, tekstur
tanah liat yang lengket sangat menyulitkan akses jalan. terutama di musim
penghujan. Tanah menjadi becek dan sulit dilewati oleh kendaraan.
Kontur wilayah
gunung berbatu yang dimiliki oleh Desa Campaka juga berpengaruh pada kondisi
jalan utama menuju dan dari desa. Beberapa tanjakan, curaman, dan tanah berbatu
tajam menjadi salah satu bentuk jalan yang ada di Desa Campaka.
“Kami sudah
mengupayakan pemakadaman di daerah Jempareng, meski belum keseluruhan. Semua
bertahap,” ujar Sudiryo.
Kendati demikian,
kegiatan perekonomian warga umunya berjalan lancar. Selain yang sebagian besar
merupakan petani dan/buruh tani, ada pula masyarakat yang memulai usaha
pertokoan di halaman rumahnya.
Terkait bangunan
fisik, Desa Campaka seperti pada umumnya Desa di kecamatan Pasongsongan telah
memilki struktur tata desa yang rapi. Meski masih nampak lengang (jarak
bangunan yang longgar) namun bangunan-bangunan yang ada sudah berupa bangunan
berbatu (tembok).
Pemimpin
Itu Serba Salah
Menjadi kepala
desa bagi Sudiryo bukan sekedar soal nama. Meskipun dirinya mengaku mencalonkan
diri sebagai kepala desa merupakan inisiatif pribadi, pengaruh trah dari
keluarga besarnya ikut menjadi pendorong. Sudiryo merupakan garis ketujuh dari
keluarganya yang menjadi kepala desa. Sebelum ini jabatan kepala desa dipegang
oleh kakak kandungnya.
“Ya gimana ya?
Sudah takdir kayaknya. Karena merasa kepemimpinan sebelumnya itu bagus, tapi
karena sudah dua periode sehingga tidak bisa lagi mencalonkan ya akhirnya saya
yang maju. Tapi semua itu juga tidak lepas dari kepercayaan masyarakat. Kalau
masyarakat tidak percaya, mana mungkin saya bisa menang dan memimpin desa ini,”
Ujarnya
Dukungan terhadap
dirinya memang diakui sebagai salah atu modal baginya untuk terus mengabdi
kepada desa yang sekarang dipimpinnya. Berbagai macam program seperti bantuan
untuk desa, dapat terlaksana optimal juga berkat kerjasama dengan masyarakat.
“Alhamdulillah desa ini aman,” ucapnya mantab ketika ditanya kondisi Desa
Campaka.
Namun dukungan dan
kerjasama yang kuat dari masyarakat tak lantas membuat kepemimpinannya berjalan
adem ayem tanpa ombak. Pola pikir masyarakat yang masih sederhana dan
terkesan praktis pun kerapkali menjadi tantangan tersendiri baginya. Seperti
baru-baru ini ketika Desa Campaka mendapat bantuan JPES (Jaring Pengaman
Ekonomi Sosial) dari Bapeda sebesar 50 juta dengan volumenya 350 lebar 2,5 yang
di alokasikan di Dusun Campaka.
“Kadang itu yang
lucu itu masyarakat itu minta praktisnya, misal ada bantuan untuk perbaikan
jalan. mereka mintanya langsung diaspal. Padahal kan gak bisa begitu, masih
perlu di makadam dulu supaya nanti aspal yang dipasang itu kuat. Tapi kadang
mereka gak mau tahu itu, pokoknya jalan ya aspal, repot.” Kenangnya.
Kendati tak
selamanya nyaman menjadi seorang pimpinan namun Sudiryo tetap berupaya untuk
menjaga komunikasi dengan warga. Seperti mengadakan urun rembug dengan anggota
masyarakat tiap kali ada dana bantuan, baik yang berupa dana pembangunan
ataupun bantuan pertanian yang setiap tahun selalu lancar.
Hal itu karena
baginya, menjadi dipercaya dan disegani oleh rakyat tidak didasarkan pada pendidikan
semata. Umumnya didesa atau mungkin dimanapun antara kades dan warga yang
paling diutamakan adalah hubungan internal.
“Selama ada
kepercayaan rakyat, jangankan yang sarjana, yang gak sekolah pun gak masalah” ujar
Sudiryo.
Nama :
Sudiryo
Istri :
Rukmaniyah
Anak :
·
Nailul Rofiki
·
Naufalul Khoir
·
Iklirur Rahman
·
M. Haikal Kamil
Pendidikan : SLTA